Jaffrey Arnett (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan 5 ciri dari orang yang beranjak dewasa:
- Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan, terjadi perubahan penting yang menyangkut identitas.
- Ketidakstabilan : perubahan tempat tinggal, ketidakstabilan dalam hal relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan.
- Self-focused (terfous pada diri sendiri) : kurang terlibat dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen terhadap orang lain, dan memiliki otonomi yang besar dalam mengatur kehidupannya sendiri.
- Feeling in-between (merasa seperti berada di peralihan)
- Usia dengan berbagai kemungkinan, sebuah masa di mana individu memiliki peluang untuk mengubah kehidupan mereka.
image source: |
baca juga: Perkembangan Sosioemosi Pada Masa Remaja
Dalam sebuah studi longitudinal oleh Ann Masten dkk (Santrock, 2011), orang dewasa muda yang menjadi kompeten setelah mengalami kesulitan saat masa tumbuh kembangnya menjadi lebih cerdas, mengalami kualitas pengasuhan yang lebih baik, dan kemungkinannya lebih kecil untuk tumbuh dalam kemiskinan atau di lingkungan dengan penghasilan rendah dibanding rekan-rekannya yang tidak kompeten ketika menjadi orang dewasa muda.
Ada 2 kriteria ntuk merujuk pada status dewasa : kemandirian ekonomi dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya sendiri.
Di negara-negara berkembang pernikahan seringkali lebih dijadikan pertanda bagi seseorang untuk dinyatakan telah memasuki kedewasaan.
Transisi dari Sekolah Menengah ke Perguruan Tinggi
Transisi dari sekolah menengah atas ke universitas juga melibatkan fitur-fitur positifà mahasiswa lebih merasa dewasa, punya banyak pilihan terhadap mata kuliah yang ingin diambil, punya lebih banyak waktu untuk bergaul dengan teman-teman, punya kesempatan yang lebih besar untuk mengeksplorasi nilai dan gaya hidup yang beragam, menikmati kebebasan yang lebih besar dari pantauan orang tua, dan tertantang secara intelektual oleh tugas-tugas akademis.
Mahasiswa masa kini mengalami stres lebih besardan merasa lebih depresi dari masa sebelumnya.
Kebanyakan kampus memiliki pusat konseling beserta para ahli kesehatan mental yang bisa membantu mahasiswa mempelajari cara yang efektif untuk mengelola stres.
Perkembangan Fisik
Perkembangan dan Performa Fisik
Puncak performa fisik diraih sebelum kita berusia 30 tahun, seringkali antara usia 19 hingga 26 tahun.
Di masa dewasa awal, kita tidak hanya meraih puncak performa fisik, di masa ini performa fisik kita juga mulai menurun, kesehatan dan kekuatan otot biasanya mulai memperlihatkan tanda-tanda penurunan di usia sekitar 30.
Kesehatan
Sebuah studi longitudinal mengungkapkan bahwa sebagian besar kebiasan yang merugikan kesehatan yang terbentuk pada masa remaja semakin melekat pada masa beranjak dewasa.
Kurang gerak, diet, obesitas, penyalahgunaan zat terlarang, perawatan kesehatan reproduksi, dan akses perawatan kesehatan semakin memburuk pada masa beranjak dewasa.
Ketika beranjak dewasa dan masa dewasa awal, beberapa individu berhenti memikirkan bagaimana gaya hidup akan mempengaruhi kesehatan mereka nantinya ketika dewasa, contohnya, pola makan tidak teratur, makan berlebihan, kebiasaan merokok, minum alkohol, tidak berolahraga, dan kurang tidur àgaya hidup semacam ini terkait dengan kesehatan yang buruk, mempengaruhi kepuasan hidup.
Pola Makan dan Berat Tubuh
Obesitasà berkaitan dengan meningkatnya risiko terserang penyakit hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Berat badan berlebih atau obesitas juga berhubungan dengan masalah kesehatan mental, studi terbaru mengungkapkan bahwa wanita yang kelebihan berat badan lebih besar kemungkinannya untuk menderita depresi dibanding wanita dengan berat badan normal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas di antaranya adalah hereditas, leptin, setpoint dan metabolisme, faktor-faktor lingkungan, dan gender.
Olah Raga secara Teratur
Para peneliti telah menemukan bahwa olahraga tidak hanya berguna untuk menjaga kesehatan fisik namun juga kesehatan mental, olahraga dapat memperbaiki konsep-diri serta mengurangi kecemasan dan depresi.
Penyalahgunaan Obat
Pada remaja, mahasiswa, dan orang dewasa pria lebih besar kemungkinannya menggunakan obat-obatan dibandingkan wanita.
Mabuk-mabukan di antara mahasiswa masih menjadi perhatian utama dan dapat menyebabkan mahasiswa bolos kuliah, bermasalah dengan polisi, dan melakukan hubungan seks tanpa pelindung.
Alkoholisme : suatu gangguan konsumsi minuman berkadar alkohol yang bersifat jangka-panjang, berulang, tidak terkontrol, kompulsif, dan berlebihan sedemikian rupa, sehingga mengganggu kesehatan dan relasi sosial peminumnya.
Seksualitas
Aktivitas Seksual ketika Beranjak Dewasa
Masa beranjak dewasa adalah kerangka waktu di mana kebanyakan individu aktif secara seksual dan belum menikah.
Orientasi dan Perilaku Seksual
Hingga akhir abad ke sembilan belas, secara umum diyakini bahwa manusia mungkin saja heteroseksual atau homoseksual, para ahli lebih beranggapan bahwa orientasi seksual merupakan sesuatu yang bersifat kontinum dari relasi yang esklusif antara pria-wanita hingga relasi eksklusif di antara sesama jenis.
Orientasi seksual individu (homoseksual, heteroseksual, atau biseksual), paling dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor genetik, hormonal, kognitif, dan lingkungan.
Sebagian besar ahli berpendapat bahwa tidak ada satu pun faktor tunggal yang bertanggung jawab terhadap orientasi seksual tertentu, masing-masing faktor memilki kontribusi dalam derajat yang berbeda-beda.
Menurut psikolog Laura Brown (Santrock, 2011), lesbian dan gay mengalami dirinya sebagai minoritas di dalam budaya mayoritas, kemudian mereka mengembangkan identitas bikultural, menciptakan cara baru untuk mendefinisikan diri mereka sendiri, mereka akan mencapai adaptasi paling baik jika mereka tidak perlu mendefinisikan dirinya dalam polaritas, menyeimbangkan tuntutan dari dua budaya.
Infeksi yang Ditularkan Secara Seksual
- Infeksi yang ditularkan secara seksual, penyakit yang terutama ditularkan melalui seks (hubungan intim maupun genital oral dan seks anal-genital).
- Infeksi yang ditularkan secara seksual, yang paling banyak menyita perhatian beberapa dekade terakhir ini adalah infesi HIV yang bisa mengarah pada AIDS.
Perilaku Kekerasan Seksual dan Pelecehan Seksual
Perkosaan : sebuah bentuk kekerasan seksual yang dilakukan terhadap seseorang tanpa izin mereka.
Date rape atau acquaintance rape: aktivitas seksual yang bersifat memaksa, di mana korbannya adalah orang yang setidak-tidaknya sudah dikenal.
Pelecehan seksual terjadi ketika seseorang menggunakan kekuasaannya atas individu lain secara seksual dan menghasilkan dampak psikologis yang serius pada korbannya.
Pelecehan seksual dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari perkataan berkootasi seksual dan kontak fisik (menepuk atau menyentuh tubuh seseorang) hingga mengajak berbuat cabul yang terang-terangan dan serangan seksual.
Perkembangan Kognitif
Tahap-Tahap Kognitif
Pandangan Piaget
Menurut Piaget, berpikir formal operasional, yang dimulai dari usia 11-15 tahun, adalah tahap kognitif yang terakhir.
Meskipun jika dilihat dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang dewasa lebih besar dibandingkan remaja, secara kualitatif tahap perkembangan kognitif orang dewasa tidak berbeda dari remaja.
Piaget juga berpendapat bahwa penambahan pengetahuan pada orang dewasa secara khusus terjadi dalam bidang-bidang tertentu.
Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa banyak individu yang baru akan mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya ketika memasuki masa dewasa, di masa remaja mereka memang mulai mampu menyusun rencana dan hipotesis, namun di masa dewasa muda,mereka menjadi lebih sistematis dan terampil.
Berpikir Realistis dan Pragmatis
Menurut para ahli perkembangan, ketika seorang individu pada masa dewasa awal mulai memasuki dunia kerja, cara berpikir mereka pun berubah, mereka mulai menghadapi paksaan realitas yang disebabkan oleh pekerjaan, idealisme mereka menurun.
Perspektif lain mengatakan, orang dewasa cenderung tidak mencapai cara berpikir ilmiah yang terdapat pada tahap operasional formal.
Di sisi lain, penggunaan intelektual mereka melampaui remaja, di masa dewasa awal, individu seringkali beralih dari memperoleh pengetahuan menjadi mengaplikasikan pengetahuan ketika individu berusaha meraih karier jangka panjang dan berusaha meraih sukses dalam pekerjaannya.
Pemikiran Reflektif dan Relativistik
Menurut William Perry (Santrock, 2011), remaja seringkali memandang dunia dalam polaritas, benar/salah, baik/buruk dll, pada masa beranjak dewasa, secara bertahap mereka mulai meninggalkan tipe pemikiran yang absolut ini, mereka mulai menyadari berbagai pendapat dan perspektif orang lain.
Pemikiran absolut, dualistik remaja merupakan awal dari pemikiran reflektif, relativistik orang dewasa.
Pemikiran reflektif adalah indikator yang penting dalam perubahan kognitif pada orang dewasa muda.
Gisela Laobouvie-Vief (Santrock, 2011) menyatakan bahwa meningkatnya kompleksitas budaya di abad terakhir telah menimbulkan kebutuhan yang lebih besar untuk berpikir secara lebih kompleks dan reflektif agar dapat mempertimbangkan hakikat pengetahuan dan tantangan yang berubah.
Aspek penting perkembangan kognitif pada individu yang beranjak dewasa, menentukan pandangan khususnya mengenai dunia, mengenali bahwa pandangan dunia bersifat subjektif, dan memahami perlunya mengetahui berbagai pandangan dunia yang berbeda-beda.
Level pendidikan yang dicapai individu yang beranjak dewasa secara khusus mempengaruhi bagaimana mereka akan memaksimalkan potensi berpikir mereka.
Tahap Postformal
Sejumlah ahli mengusulkan adanya tahap kognitif kelima àpemikiran postformal.
Pemikiran postformal melibatkan pemahaman bahwa jawaban yang benar terhadap sebuah persoalan menuntut pemikiran reflektif dan dapat bervariasi dari situasi yang satu ke situasi yang lain; serta bahwa pencarian kebenaran seringkali merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan tidak pernah selesai, mereka dapat memahami bahwa solusi terbaik yang diterapkan di pekerjaan tidak selalu juga merupakan solusi terbaik di rumah.
Pemikiran postformal juga mencakup keyakinan solusi terhadap permasalahan harus bersifat realistis serta bahwa faktor emosi dan subjektif dapat mempengaruhi pemikiran, mereka cenderung berpikir lebih jernih ketika sedang berada dalam kondisi tenang dibandingkan jika sedang berada dalam kondisi marah.
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa muda cenderung lebih menggunakan pemikiran posformal ini dibandingkan remaja, namun gagasan ini masih bersifat kontroversial.
Kreativitas
Puncak kreativitas di raih di masa dewasa, seringkali di usia empat puluhan, setelah itu menurun.
Meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif rentang hidup seseorang.
Perkiraan mengenai mundurnya daya kreativitas seirig dengan bertambahnya usia, perlu disertai degan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.
Karir dan Pekerjaan
Perubahan Perkembangan
Menjelang awal dan pertengahan usia dua puluhan, banyak individu sudah menyelesaikan pendidikan mereka dan mulai bekerja penuh waktu. Sejak usia pertengahan dua puluh hingga akhir masa dewasa awal, individu sering mencari kestabilan untuk karier awal mereka di bidang tertentu, bekerja keras untuk meningkatkan karier dan memperbaiki keadaan finansial mereka.
Phylis Moen (Santrock, 2011) menjelaskan tenang mitos karierà keyakinan kultural yang tertanam dalam kerja keras untuk saat-saat yang panjang selama masa dewasa akan menciptakan jalur status, kemanan dan kebahagiaan, banyak individu mempunyai konsep ideal tentang jalur karier untuk mencapai mimpi eskalasi mobilitas sosial melalui tangga pekerjaan.
Menemukan Jalan dan Tujuan Hidup
William Damon (Santrok, 2011) berpendapat bahwa, terlalu banyak bermain-main di masa remaja dan tidak punya tujuan yang jelas semasa kuliah dan sekolah, membuat mereka berisiko tidak menemukan potensi diri dan tidak menemukan tujuan hidup yang bisa memberi mereka energi.
Kebanyakan guru dan orangtua mengkomunikasikan pentingnya tujuan seperti belajar kelas danmendapatkan nilai bagus, tapi jarang mendiskusikan tentang ke mana arah tujuan semacam itu, terlalu sering siswa hanya berfokus pada tujuan jangka pendek dan tidak menggali gambaran besar dan jangka panjang tentang apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup.
Pengaruh Kerja
Pekerjaan mendefinisikan seseorang secara mendasar, sangat mempengaruhi kondisi fiansial, kondisi rumah, cara meluangkan waktu, lokasi rumah, sahaba-sahabat, dan kesehatan
Beberapa orang memperoleh identitasnya melalui pekerjaan.
Pekerjaan juga menciptakan sebuah struktur dan ritme dalam hidup yang seringkali hilang jika individu tidak bekerja selama periode waktu tertentu.
Ada banyak individu yang mengalami stres emosi dan rendah diri karena tidak mampu bekerja.
Bekerja sambil kuliah dapat memberikan efek positif sekaligus negatif.
Pengangguran mengakibatkan stres, terlepas dari apakah kehilangan pekerjaan itu bersifat sementara, cyclical, atau permanen.
Para peneliti telah menemukan bahwa pengangguran berkaitan dengan masalah-masalah fisik, masalah-masalah mental, kesulitan perkawinan, dan pembunuhan.
Stres yang muncul juga tidak hanya disebabkan oleh kehilangan penghasilan dan kesulitan finansial namun karena kehilangan harga diri.
Meskipun jika dilihat dari segi kuantitas jumlah pengetahuan orang dewasa lebih besar dibandingkan remaja, secara kualitatif tahap perkembangan kognitif orang dewasa tidak berbeda dari remaja.
Piaget juga berpendapat bahwa penambahan pengetahuan pada orang dewasa secara khusus terjadi dalam bidang-bidang tertentu.
Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa banyak individu yang baru akan mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya ketika memasuki masa dewasa, di masa remaja mereka memang mulai mampu menyusun rencana dan hipotesis, namun di masa dewasa muda,mereka menjadi lebih sistematis dan terampil.
Berpikir Realistis dan Pragmatis
Menurut para ahli perkembangan, ketika seorang individu pada masa dewasa awal mulai memasuki dunia kerja, cara berpikir mereka pun berubah, mereka mulai menghadapi paksaan realitas yang disebabkan oleh pekerjaan, idealisme mereka menurun.
Perspektif lain mengatakan, orang dewasa cenderung tidak mencapai cara berpikir ilmiah yang terdapat pada tahap operasional formal.
Di sisi lain, penggunaan intelektual mereka melampaui remaja, di masa dewasa awal, individu seringkali beralih dari memperoleh pengetahuan menjadi mengaplikasikan pengetahuan ketika individu berusaha meraih karier jangka panjang dan berusaha meraih sukses dalam pekerjaannya.
Pemikiran Reflektif dan Relativistik
Menurut William Perry (Santrock, 2011), remaja seringkali memandang dunia dalam polaritas, benar/salah, baik/buruk dll, pada masa beranjak dewasa, secara bertahap mereka mulai meninggalkan tipe pemikiran yang absolut ini, mereka mulai menyadari berbagai pendapat dan perspektif orang lain.
Pemikiran absolut, dualistik remaja merupakan awal dari pemikiran reflektif, relativistik orang dewasa.
Pemikiran reflektif adalah indikator yang penting dalam perubahan kognitif pada orang dewasa muda.
Gisela Laobouvie-Vief (Santrock, 2011) menyatakan bahwa meningkatnya kompleksitas budaya di abad terakhir telah menimbulkan kebutuhan yang lebih besar untuk berpikir secara lebih kompleks dan reflektif agar dapat mempertimbangkan hakikat pengetahuan dan tantangan yang berubah.
Aspek penting perkembangan kognitif pada individu yang beranjak dewasa, menentukan pandangan khususnya mengenai dunia, mengenali bahwa pandangan dunia bersifat subjektif, dan memahami perlunya mengetahui berbagai pandangan dunia yang berbeda-beda.
Level pendidikan yang dicapai individu yang beranjak dewasa secara khusus mempengaruhi bagaimana mereka akan memaksimalkan potensi berpikir mereka.
Tahap Postformal
Sejumlah ahli mengusulkan adanya tahap kognitif kelima àpemikiran postformal.
Pemikiran postformal melibatkan pemahaman bahwa jawaban yang benar terhadap sebuah persoalan menuntut pemikiran reflektif dan dapat bervariasi dari situasi yang satu ke situasi yang lain; serta bahwa pencarian kebenaran seringkali merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan tidak pernah selesai, mereka dapat memahami bahwa solusi terbaik yang diterapkan di pekerjaan tidak selalu juga merupakan solusi terbaik di rumah.
Pemikiran postformal juga mencakup keyakinan solusi terhadap permasalahan harus bersifat realistis serta bahwa faktor emosi dan subjektif dapat mempengaruhi pemikiran, mereka cenderung berpikir lebih jernih ketika sedang berada dalam kondisi tenang dibandingkan jika sedang berada dalam kondisi marah.
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa muda cenderung lebih menggunakan pemikiran posformal ini dibandingkan remaja, namun gagasan ini masih bersifat kontroversial.
Kreativitas
Puncak kreativitas di raih di masa dewasa, seringkali di usia empat puluhan, setelah itu menurun.
Meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif rentang hidup seseorang.
Perkiraan mengenai mundurnya daya kreativitas seirig dengan bertambahnya usia, perlu disertai degan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.
Karir dan Pekerjaan
Perubahan Perkembangan
Menjelang awal dan pertengahan usia dua puluhan, banyak individu sudah menyelesaikan pendidikan mereka dan mulai bekerja penuh waktu. Sejak usia pertengahan dua puluh hingga akhir masa dewasa awal, individu sering mencari kestabilan untuk karier awal mereka di bidang tertentu, bekerja keras untuk meningkatkan karier dan memperbaiki keadaan finansial mereka.
Phylis Moen (Santrock, 2011) menjelaskan tenang mitos karierà keyakinan kultural yang tertanam dalam kerja keras untuk saat-saat yang panjang selama masa dewasa akan menciptakan jalur status, kemanan dan kebahagiaan, banyak individu mempunyai konsep ideal tentang jalur karier untuk mencapai mimpi eskalasi mobilitas sosial melalui tangga pekerjaan.
Menemukan Jalan dan Tujuan Hidup
William Damon (Santrok, 2011) berpendapat bahwa, terlalu banyak bermain-main di masa remaja dan tidak punya tujuan yang jelas semasa kuliah dan sekolah, membuat mereka berisiko tidak menemukan potensi diri dan tidak menemukan tujuan hidup yang bisa memberi mereka energi.
Kebanyakan guru dan orangtua mengkomunikasikan pentingnya tujuan seperti belajar kelas danmendapatkan nilai bagus, tapi jarang mendiskusikan tentang ke mana arah tujuan semacam itu, terlalu sering siswa hanya berfokus pada tujuan jangka pendek dan tidak menggali gambaran besar dan jangka panjang tentang apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup.
Pengaruh Kerja
Pekerjaan mendefinisikan seseorang secara mendasar, sangat mempengaruhi kondisi fiansial, kondisi rumah, cara meluangkan waktu, lokasi rumah, sahaba-sahabat, dan kesehatan
Beberapa orang memperoleh identitasnya melalui pekerjaan.
Pekerjaan juga menciptakan sebuah struktur dan ritme dalam hidup yang seringkali hilang jika individu tidak bekerja selama periode waktu tertentu.
Ada banyak individu yang mengalami stres emosi dan rendah diri karena tidak mampu bekerja.
Bekerja sambil kuliah dapat memberikan efek positif sekaligus negatif.
Pengangguran mengakibatkan stres, terlepas dari apakah kehilangan pekerjaan itu bersifat sementara, cyclical, atau permanen.
Para peneliti telah menemukan bahwa pengangguran berkaitan dengan masalah-masalah fisik, masalah-masalah mental, kesulitan perkawinan, dan pembunuhan.
Stres yang muncul juga tidak hanya disebabkan oleh kehilangan penghasilan dan kesulitan finansial namun karena kehilangan harga diri.
Sekian artikel tentang Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Awal.