Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya. Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.
Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Secara umum observasi diartikan sebagai kegiatan memperhatikan seseorang atau sesuatu, mengikutinya dengan mata, yang dilakukan secara sadar dengan seksama dalam kurun waktu tertentu (Wahrig, 1978; Drosdowski, 1989); memperhatikan, mengontrol, mengendalikan sesuatu untuk tujuan tertentu, yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu (Drosdowski, 1989); melihat dan memperhatikan (Hornby, 1984); melihat atau mengindera, terutama melalui perhatian yang seksama (The Merriam-Webster Dictionary, 1977).
Menurut Kaminski (1977), observasi dapat dipahami sebagai semua jenis proses, atau berikut hasilnya, yang melibatkan pembuatan kesimpulan dan pemaknaan data-data dari setiap keadaan atau kejadian pada realitas yang bisa dialami, sebagaimana terjadi pada ilmu pengetahuan lain tentang pengalaman (Erfahrungswissenschaften). Pada observasi, pelaku observasi mendapatkan informasi secara langsung tanpa diantarai oleh alat ukur atau instrumen tertentu
TUJUAN OBSERVASI
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Observasi dalam Psikologi
Dalam lingkup psikologi, observasi dapat membantu dalam beberapa hal. Berkaitan dengan pengembangan ilmu, observasi dapat digunakan untuk memperoleh data dalam rangka memunculkan pernyataan umum bersifat ilmiah. Berkaitan dengan praktek psikologi, observasi bisa berperan untuk memperoleh data, yang dapat mendasari pernyataan spesifik individual bersifat diagnostik. Penggunaan observasi pada praktek psikologi bervariasi, misalnya dalam pelaksanaan anamnesa (lihat Osten, 2000), dalam kegiatan diagnostik untuk pemberian treatment atau untuk mendampingi pemberian treatment (Kaminski, 1975, 1979, dalam Kaminski, 1977). Sementara Angemeier (1983) menggolongkan observasi sebagai salah satu metode dalam psikologi, Kaminski (1977) mengemukakan bahwa observasi dapat dipakai sebagai salah satu metode pengukuran dalam psikologi.
image source: www.wamda.com |
Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Secara umum observasi diartikan sebagai kegiatan memperhatikan seseorang atau sesuatu, mengikutinya dengan mata, yang dilakukan secara sadar dengan seksama dalam kurun waktu tertentu (Wahrig, 1978; Drosdowski, 1989); memperhatikan, mengontrol, mengendalikan sesuatu untuk tujuan tertentu, yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu (Drosdowski, 1989); melihat dan memperhatikan (Hornby, 1984); melihat atau mengindera, terutama melalui perhatian yang seksama (The Merriam-Webster Dictionary, 1977).
Menurut Kaminski (1977), observasi dapat dipahami sebagai semua jenis proses, atau berikut hasilnya, yang melibatkan pembuatan kesimpulan dan pemaknaan data-data dari setiap keadaan atau kejadian pada realitas yang bisa dialami, sebagaimana terjadi pada ilmu pengetahuan lain tentang pengalaman (Erfahrungswissenschaften). Pada observasi, pelaku observasi mendapatkan informasi secara langsung tanpa diantarai oleh alat ukur atau instrumen tertentu
TUJUAN OBSERVASI
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
- Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
- Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
- Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :
- Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain.
- Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang dicapai klien.
- Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu.
- Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua, guru, dokter, dan lain-lain.
- Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.
Observasi dalam Psikologi
Dalam lingkup psikologi, observasi dapat membantu dalam beberapa hal. Berkaitan dengan pengembangan ilmu, observasi dapat digunakan untuk memperoleh data dalam rangka memunculkan pernyataan umum bersifat ilmiah. Berkaitan dengan praktek psikologi, observasi bisa berperan untuk memperoleh data, yang dapat mendasari pernyataan spesifik individual bersifat diagnostik. Penggunaan observasi pada praktek psikologi bervariasi, misalnya dalam pelaksanaan anamnesa (lihat Osten, 2000), dalam kegiatan diagnostik untuk pemberian treatment atau untuk mendampingi pemberian treatment (Kaminski, 1975, 1979, dalam Kaminski, 1977). Sementara Angemeier (1983) menggolongkan observasi sebagai salah satu metode dalam psikologi, Kaminski (1977) mengemukakan bahwa observasi dapat dipakai sebagai salah satu metode pengukuran dalam psikologi.
Sekian artikel tentang Pengertian Observasi dan Tujuan Observasi dalam Ilmu Psikologi.