Metode Penelitian Antropologi Psikologi Menurut Para Ahli

Antropologi
3/12/2016
Metode Penelitian Antropologi Psikologi Menurut Para Ahli - Penelitian Antropologi Psikologi di Indonesia ,mempunyai peranan penting dalam pembangunan bangsa, karena dapat memberi bahan keterangan untuk kepentingan juga sebagai bahan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dalam arti sebagai individu sekaligus makhluk sosial yang merupakan kesatuan bulat, yang harus dikembangkan secara imbang, selaras, dan serasi. 

Metode penelitian yang dipergunakan untuk penelitian terdebut, adalah seperti apa yang telah dikembangkan ahli-ahli Antropologi Psikologi AS Florence R. Kluckkhohn dan Clyde Kluckkhohn.

A. Metode-Metode Etnografis

(1) Metode Wawancara

Wawancara etnografi merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Metode wawancara merupakan metode untuk memperoleh data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan.

Jenis-jenis Wawancara
  1. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilaksanakan melalui teknik-teknik tertentu, antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk angket questioner.
  2. Wawancara tidak berencana, yaitu wawancara yang tidak direncanakan secara sistematis dan tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup, sistem keyakinan, atau keagamaan.

Metode wawancara tidak berencana masih terbagi lagi menjadi 2 macam yaitu :
  • Wawancara terfokus (focused interview), yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak berstruktur, tetapi terpusat pada satu pokok.
  • Wawancara bebas (free interview), yaitu pertanyaan yang tidak terpusat, melainkan dapat berpindah-pindah pokok pertanyaan.

Adapun jika dilihat dari bentuk pertanyaannya, kedua wawancara di atas dapat dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu :
  • Wawancara tertutup, yaitu terdiri dari berbagai pertanyaan yang jawabannya terbatas. Terkdang pilihan jawaban hanya berbentuk “ya” dan “tidak”.
  • Wawancara terbuka, yaitu pertanyaan yang jawabannya berupa keterangan atau cerita yang luas.

(2) Metode Pengamatan

Metode observasi disebut juga metode pengamatan lapangan. Metode ini dilakukan melalui pengamatan indrawi., yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala pada objek penelitian secara langsung dilapangan. Pada metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua kejadian atau fenomena yang diamatai ke dalam catatan lapangan ( field notes ).

a. Jenis-jenis metode pengamatan

Ada empat macam jenis pengamatan, yaitu :


a) Pengamatan biasa
Pengamatan yang dilakukan tanpa terlibat atau kontak langsung dengan informan yang menjadi sasaran penelitiannya.

b) Pengamatan terkendali
Konsepnya hampir sama dengan pengamatan biasa. Akan tetapi perbedaanya pada metode ini peneliti terlebih dahulu memilih secara khusus calon informan sehingga mudah untuk diamati.

c) Pengamatan terlibat
Atau bisa disebut pengamatan partisipasi, yaitu metode di mana selain mengamati, peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan yang berlangsung serta mengadakan hubungan emosional dan soial dengan para informannya. Metode yang dalam bahasa Jerman disebut “verstehen” ini merupakan metode paling umum digunakan dalam penelitian etnografi.

d) Pengamatan penuh
Yaitu penelitian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang sedang diteliti. Peneliti sudah diterima dan masuk ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya. Dalam kondisi seperti ini, peneliti dapat dengan mudah bergaul.

Metode Penelitian Antropologi Psikologi Menurut Para Ahli_
image source: www.und.edu
baca juga: Pengertian Antropologi Psikologi dan Penelitian di Indonesia

B. Metode Ilmu Sosial Lainnya

(1) Metode Pengimpulan Data Riwayat Hidup Individu
Tujuan penelitian Antropologi Psikologi dengan mempergunakan metode pengumpulan dan menganalisa riwayat hidup untuk memperdalam pengertian dari si peneliti terhadap masyarakat di mana tokoh-tokoh itu hidup. Metode analisa riwayat hidup individu sangat berguna bagi penelitian antropologi psikologi, antara lain:
  1. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat melalui pandangan dari para warga sebagai partisipan dari masyarakat yang bersangkutan.
  2. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mencapai pengertian mengenai masalah individu warga masyarakat yang suka berkelakuan lain.
  3. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tak mudah diamati dari luar, atau dengan metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.
  4. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mendapat gambaran yang lebih mengenai detail dari hal yang tidak mudah akan diceritakan dengan metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.

(2) Metode Mencatat Mimpi
Levine (1991, dalam Shiraev & Levy) melakukan penelitian mengenai peran budaya dan lingkungan sosial terhadap representasi konflik di dalam mimpi anak – anak. Kelompok anak yang dipilih adalah anak-anak Bedouin, Irlandia dan Israel. 3 kelompok anak ini memiliki latar belakang sosial dan agama yang sangat berbeda.

Anak Bedouin hidup seminomaden, beragama Islam, tidak menggunakan listrik dan air, serta tinggal bersama keluarga besar. Anak Israel tinggal di rumah yang besar, berlistrik, memiliki TV dan kolam renang, dan budayanya menekankan pada keseimbangan individualitas dan interdependensi. Anak Irlandia berasal dari desa yang masyarakatnya bersifat agraris, orangtua petani dan secara fisik tinggal berjauhan satu sama lain. Anak Bedouin dan Israel mengalami pengalaman konflik etnik dan politik di tempat mereka tinggal, sedangkan anak Irlandia tidak mengalaminya. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mencatat mimpi anak-anak tersebut setiap hari selama 7 hari. Pengukuran dilakukan terhadap: (1) muncul/tidaknya konflik dalam mimpi, (2) kualitas dari konflik yang muncul, (3) isi dari konfik. Peneliti dibantu tiga orang asisten yang berasal dari negara tempat pengambilan data dan bertanggungjawab terhadap anak dimana ia berasal.

Jumlah mimpi yang dianalisis berasal dari 77 anak dimana secara umum 63% mengandung tema konflik dalam mimpinya. Dalam tiga kelompok anak, mimpi yang mengandung tema konflik dua kali lebih banyak daripada mimpi yang tidak mengandung tema konflik. Jumlah anak yang mengalami mimpi bertema konflik hampir sama pada tiap kelompok anak. Terdapat perbedaan antara anak Bedouin dengan anak Israel dan Irlandia dalam hal munculnya figur non-human dalam mimpinya. Hal ini dikaitkan dengan lingkungan fisik tempat anak Bedouin tinggal, dimana sangat tergantung pada kekuatan alam dan kurang memiliki kontrol terhadap lingkungannya jika dibandingkan anak Israel & Irlandia. Sedangkan anak Israel tampak berbeda dengan kelompok lainnya dalam hal isi mimpinya, yaitu adanya ancaman terhadap kemerdekaannya. anak Irlandia dibandingkan dua kelompok anak lainnya lebih merefleksikan usaha menarik diri dari hubungan interpersonal. Hal ini diduga berkaitan dengan tempat tinggal mereka yang terisolasi secara geografis dengan masyarakat perkotaan.

(3) Metode Survei Lintas Budaya
Istilah “cross-cultural studies” muncul dalam ilmu-ilmu sosial pada tahun 1930-an yang terinspirasi oleh cross-cultural survey yang dilakukan oleh George Peter Murdock, seorang antropolog dari Universitas Yale. Istilah ini pada mulanya merujuk pada kajian-kajian komparatif yang didasarkan pada kompilasi data-data kultural. Namun istilah itu perlahan-lahan memperoleh perluasan makna menjadi hubungan interaktif antar individu dari dua atau lebih kebudayaan yang berbeda. Dalam konteks pengertian pertama, penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life). Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang perlu diteliti seharusnya tidak hanya yang ‘spektakuler’ saja. Hal-hal yang biasa dilakukan, dirasakan, dibicarakan, didengar, dilihat, maupun dialami dalam interaksi sehari-hari oleh dua atau lebih individu dengan latarbelakang kebudayaan berbeda merupakan wilayah amatan cross-cultural studies.

Metode survey lintas budaya berhubungan erat dengan kajian-kajian korelasional. Penelitian yang menggunakan metode ini mulanya tidak melakukan penelitian lapangan. Hal ini disebabkan karena data-data yang dikumpulkan diperoleh dari data-data sekunder dari Human Relation Area Files (HRAF) dan terkadang ditambah dangan data-data dari sumber lain. Yang kemudian berkembang adalah usaha untuk menggabungkan dengan penelitian di lapangan. Bahkan pada akhirnya ada penelitian yang tidak menggunakan data sekunder dari HRAF lagi karena sudah dianggap ketinggalan jaman dan tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah lagi.

(4) Metode Mempergunakan Folklor Sebagai Bahan Penelitian Antropologi Psikologi
Konsep dan cakupan folklor cukup luas. Ada pendapat yang menawarkan konsep folklor cenderung ke arah hal-hal yang bersifat tradisional. Ada lagi yang menolak gagasan folklor sebagai hal yang hanya bersifat tradisional saja. Jika berpijak pada hakikat folklor awal, sebenarnya yang ada adalah folklor lisan. Induk dari folklor itu sebenarnya budaya lisan. Dari budaya lisan itu sebenarnya folklor semakin dikenal. Oleh karena kelisanan pula folklor menjadi menarik. Dengan kelisanan, rentan perubahan. Padalah perubahan jelas merupakan daya tarik tersendiri bagi peneliti folklor. Penelitian folklor memang perlu didasari apa dan bagaimana folklor itu. Penelitian folklor membutuhkan ketelitian yang luar biasa karena ketelitian dan jeleian adalah setengah dari keberhasilan penelitian. Jika telah memahami konsep, teori, dan aplikasi dalam penelitian secara benar maka penelitian tidak akan salah arah dan hasil penelitian pun akan maksimal. Salah seorang peneliti folklore di Indonesia yakni Koentjaranigrat.

Sekian artikel tentang Metode Penelitian Antropologi Psikologi Menurut Para Ahli.

Daftar Pustaka
  • Endaswara, Suwardi. 2009. “Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi”. Indonesia: Media Pressindo 
  • Koentjaraningrat, 1990. “Pengantar Ilmu Antropologi””, PT Rineka Cipta

Pengertian Antropologi Psikologi dan Penelitian di Indonesia

Antropologi
3/12/2016
Pengertian Antropologi Psikologi dan Penelitian di Indonesia - Antropologi Psikologi (Psycological Anthropology) adalah subdisiplin ilmu antropologi. Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani kebudayaan dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda (antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya. Nama subdisiplin ilmu antropologi ini, sebenarnya nama baru dari ilmu yang dahulu dikenal dengan dengan nama Culture dan Personality (kebudayaan dan kepribadian), atau kadang juga disebut Ethno-psychology (psikologi suku bangsa). 

Subdisiplin ini sejak lahirnya sudah bersifat antardisiplin. Hal ini disebabkan karena bukan saja teori, konsep, serta metode penelitiannya dipinjam dari berbagai disiplin seperti antropologi, psikologi, psikiatri, dan psikoanalisa; melainkan juga para pendirinya berasal dari disiplin yang bermacam-macam, sebelum mereka menjadi ahli antropologi. Mereka itu antara lain adalah Margaret Mead (ahli antropologi), Abram Kardiner (ahli psikiatri), W.H.R. River (ahli psikologi), Erik H. Erikson (ahli psikoanalisa neo freudian), dan lain lain. Berdasarkan tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai disiplin ilmu menunjukan bahwa di sanalah ilmu antropologi budaya dan sosial dapat berhubungan dengan ilmu psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, ilmu psikiatri, dan psikoanalisa secara sangat akrab dan produktif.

Pengertian Antropologi Psikologi dan Penelitian di Indonesia_
image source: www.uwyo.edu
baca juga: Memahami Proses Sosial dan Interaksi Sosial Antropologi

Beberapa peneliti berusaha melakukan penelitian yang berkenaan dengan antropologi psikologi. Menurut Singer penelitian antropologi psikologi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok permasalahan besar,yaitu:
  1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human nature).
  2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu (typical personality), dan
  3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian individual (individual personality).

Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok permasalahan penelitian lainnya, yaitu:
  • Hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan kepribadian, dan
  • Hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.

Penelitian Antropologi Psikologi di Indonesia

Penelitian antropologi psikologi di Indonesia sedikitnya dibagi menjadi dua masa, yaitu:
  • sebelum perang dunia kedua, dan
  • setelah perang dunia kedua.

1. Masa Sebelum Perang Dunia Kedua

Penelitian antropologi psikologi di Indonesia, telah dimulai jauh sebelum orang di AS dan Inggris (antara 1920-1935) memulainya. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan seorang ahli antropologi Belanda bernama A.W. Niewenhuis terhadap sifat pembawaan manusia daro beberapa suku bangsa di Indonesia. Akan tetapi penelitian antropologi psikologi di Indonesia secara intensif bukanlah dilakukan oleh orang Belanda tersebut, melainkan oleh orang Amerika yang sekaligus merintis antropologi psikologi di negara mereka bahkan juga di dunia. Mereka itu adalah Cora Dubois dan Margaret Mead yang dibantu dengan Gregory Bateson. Tujuan penelitian Margaret Mead dan Gregory Bateson adalah untuk mengetahui kepribadian khas orang Bali, dengan jalan mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede.

2. Masa Setelah Perang Dunia Kedua

Setelah usai perang dunia kedua, topik akulturasi dan kontak sosial telah mendapat perhatian besar dari para ahli antropologi, terutama agi mereka yang mengadakan penelitian di daerah Pasifik dan Indonesia. Hampir semua kepustakaan di mengenai akulturasi di Indonesia berkesimpulan, fenomena akulturasi di Indonesia adalah juga krisis sosial. Ahli antripologi Belanda, J. Van Baal, misalnya menganggap krisis sosial karena usaha pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri mereka dengan zaman baru. Utnuk mencapai itu orang-orang Indonesia harus mengubah dasar pandangan hidup serta dasar cara berfikir kunonya ke yang bersifat modern. Bagi J. Van Baal, proses akulturasi bukan hanya merupakan suatu proses masuknya unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan pribumi semata-mata, melainkan juga merupakan suatu proses tambahan dan penyesuaian diri kembali dari cara hidup pribumi ke cara hidup modern.

Penelitian antropologi psikologi uang dilakukan ahli antropologi berkebangsaan Indonesia sendiri masih sedikit sekali, namun hasilnya cukup menarik. Dua orang ahli antropologi lulusan Universitas Indonesia misalnya, dalam rangka penulisan skripsi mereka telah mengadakan penelitian di bidang antropologi psikologi.

Peranan Penelitian Antropologi Dalam Pembangunan Indonesia

Penelitian Antropologi Psikologi di Indonesia ,mempunyai peranan penting dalam pembangunan bangsa, karena dapat memberi bahan keterangan untuk kepentingan juga sebagai bahan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dalam arti sebagai individu sekaligus makhluk sosial yang merupakan kesatuan bulat, yang harus dikembangkan secara imbang, selaras, dan serasi. Metode penelitian yang dipergunakan untuk penelitian terdebut, adalah seperti apa yang telah dikembangkan ahli-ahli Antropologi Psikologi AS Florence R. Kluckkhohn dan Clyde Kluckkhohn.

Sekian artikel tentang Pengertian Antropologi Psikologi dan Penelitian di Indonesia.

Daftar Pustaka
  • Endaswara, Suwardi. 2009. “Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi”. Indonesia: Media Pressindo 
  • Koentjaraningrat, 1990. “Pengantar Ilmu Antropologi””, PT Rineka Cipta

Tips Cara Agar Memenangkan Debat Dengan Seseorang

Psikologi Kepribadian Psikologi Populer
3/12/2016
Tips Cara Agar Memenangkan Debat Dengan Seseorang - Materi yang bagus saja tidak cukup buat memenangkan perdebatan bersama seseorang. Kamu pun mesti mampu membuatnya terbujuk bersama ajakan Kamu. TetapiKamu serta perlu sekian banyak skill seputar komunikasi, seperti bahasa badan, intonasi cara penyampaian, pemilihan bahasa, pemasangan pemikiran, dan lain-lain.

Nah, berikut ini merupakan tujuh strategi yang mesti Kamu lakukan, dan jangan sampai Kamu lakukan, yang mampu menciptakan lawan debat Kamu tidak berkutik lagi untuk melawan Kamu.

Tips Cara Agar Memenangkan Debat Dengan Seseorang_
image source: www.sutbeat.com
baca juga: Memahami Kepribadian Anda Berdasarkan Golongan Darah

1. Berbicara Sesuai Bukti

Sekiranya Kamu punya anggapan bahwa air itu mampu memadamkan api, sedangkan lawan Kamu menganggap bahwa minyak itu dapat memadakan api, sehingga, satu-satunya cara buat membuktikan siapa yg benar yakni dengan mencobanya langsung. Sehingga, ketika fakta sudah “berbicara”, selesai sudah, perdebatan tersebut sertadapat berakhir. Sebab kebenaran langsung kelihatan.

Yah, mirip seperti itu pulalah kasus perdebatan Kamu, jika Kamu memanfaatkan fakta & data. lantaran memang fakta & data itu tidak akan dapat dinafikan. Sehingga, sebelum Kamu mengawali perdebatan, persiapkanlah data-data Kamu. Ntah itu berupa statistik rekapan, hasil survey, studi kasus, dan lain-lain.

2. Tentukan Waktu Yang Tepat

Janganlah terburu-buru. Saksikan baik-baik kapan ketika paling baik buat berdebat, kapan disaat utk menghindar, Pikirkan baik-baik sebelum Kamu berdebat : Inikah kalayg pas? Inikah tempatnya

3. Jadilah Pendengar Yang Baik

Dengarkan & dengarkan lagi. Dengarkan alasan orang lain bersama saksama. Cermati bahasa badan mereka, & pahami makna kata-kata mereka sebenarnya.

4. Mengatasi Kebuntuan

Pakai kreatifitas Kamu buat menemukan jalan ke luar dari perdebatan yg berlarut-larut. Coba menonton masalah itu dari sisi pandang lain. Dapatkah Kamu laksanakansesuatu utk menekan lawan berkata Kamu biar dia sepakat dgn Kamu? Dapatkah masalah itu dipecahkan lewat kompromi ?

5. Lemparkan Pertanyaan

Pertanyaan mampu menjaga satu buah perdebatan biar sifatnya masih fair. Jangan Sampai hingga Kamu terpengaruhi oleh lawan debat Kamu. Kadang, Kamu mamputerkena pengaruh dari si lawan debat, disaat dirinya melemparkan satu buah pendapat yg sepertinya bener banget. Nah, buat menangkalnya, tanyakanlah sesuatu padanya. Ntah pertanyaan itu berupa “kenapa”, “bagaimana”, & lain-lainnya. Sebab kerapnya, suatu pertanyaan itu lebih susah disangkal, daripada suatu opini.

6. Buat Lawan Menjawab Pertanyaannya Sendiri

Yaps, menciptakan pertanyaan yg memancing si lawan untuk mengiyakan sesuatu, yg mana iyanya itu benar-benar mampu beliau sepakati, lebih manjur daripada kita mengguruinya.

7. Menjaga Hubungan Yang Baik

Tidak Sedikit perdebatan yang berahir dengan permusuhan. Perdebatan yang tidak dewasa atau lawan debat yang juga tidak dewasa dapat berakhir dengan kemarahan.Pasti saja tak ada jaminan apabila seluruh aturan ini dilakukan, sehingga seluruh lawan debat Kamu bakal bertekuk-lutut. Meskipun begitu usahakan masihmempertahankan interaksi yang baik.

Apa yang Kamu inginkan dari perdebatan tersebut? Menghina, mempermalukan, atau membuat lawan berkata Kamu kebakaran jenggot kemungkinan membuat Kamumerasa puas kepada waktu itu, namun Kamu bisa saja bakal kehilangan tidak sedikit sahabat, dan menjalani hari-hari seterusnya dengan penyesalan akibat mengikuti dorongan nafsu sesaat. Apabila memungkinkan, capailah kesepakatan yang berguna bagi ke dua pihak. Jangan mengulang-ngulang perdebatan yang sama; mariperdebatkan aspek yang lain.

Source: PsikologID

Sekian artikel Ilmu Psikologi tentang Tips Cara Agar Memenangkan Debat Dengan Seseorang.

Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Pada Otak

Psikologi Kognitif
3/12/2016
Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Dalam Otak - Setelah sebelumnya Ilmu Psikologi membahas tentang Definisi Neurosains Kognitif dan Metode Neurosains Kognitif, kali ini kami akan membahas mengenai anatomi umum otak: otak depan, otak tengah, otak Belakang, dan gangguan-gangguan pada otak.

Otak Depan

Otak depan terdiri atas struktur-struktur utama diantaranya: a) kulit otak (lapisan terluar hemisfer otak); b)ganglia basalis (kumpulan nucleon dan jaringan syaraf); c) sistem-sistem limbic (hipokampus, amigdala, septum); d)thalamus; e) hipotalamus.

a. Fungsi dari kulit otak : terlibat didalam pencerapan dan pemrosesan informasi indrawi, berpikir, proses kognitif lainnya, dan perencanaan serta pengiriman informasi motorik.

b. Fungi ganglia basalis : krusial bagi fungsi sistem motorik

c. Fungsi sistem-sistem limbic: hipokampus terlibat dalam pembelajaran dan memori, amigdalam mempengaruhi rasa marah dan agresi, septum mempengaruhi rasa marah dan rasa takut

d. Fungsi thalamus : stasiun pemancar utama bagi informasi sensorik yang datang menuju otak; menyalurkan informasi ke wilayah kulit otak yang tepat melaui urat-urat saraf yang berangkat dari thalamus ke wilayah-wilayah spesifik korteks.

Terdapat 4 nukleus talamik kunci yang berfungsi menyampaikan informasi visual, auditoris, somatosensoris, dan equilibrium, yaitu:

  1. Nucleus genikulat lateralis: menerima informasi dari reseptor visual via saraf-saraf penglihatan → memancarkan informasi pada korteks visual → memampukan kita melihat.
  2. Nucleus genikulat medialis: menerima informasi dari reseptor auditoris via saraf-saraf pendengaran → memancarkan informasi pada korteks auditoris → memampukan kita mendengar.
  3. Nucleus ventropoterioris: menerima informasi dari sistem saraf somatic → memancarkan informasi pada korteks somatosensori primer→ memampukan kita merasakan tekanan dan rasa sakit.
  4. Nucleus ventrolateralis: menerima informasi dari serebelum (di otka belakang) → memancarkan informasi pada korteks motoris primer → memampukan kita merasakan keseimbangan fisik.


e. Fungsi Hipotalamus : mengontrol sistem endokrin, sistem saraf otonom, indra pencecap dan rasa haus, dan fungsi-fungsi kunci lainnya.

Otak Tengah

  • Terdiri atas struktur-struktur utama diantaranya: a) kolikuli superioris (atas); b)kolikuli inferioris (bawah); c)sistem pengaktif retikularis (RAS; juga meluas sampai otak belakang); d) materi abu-abu, nucleus merah, nigra substantia, wilayah ventralis
  • Kolikuli superioris terlibat dalam penglihatan
  • Kolikuli inferioris terlibat dalam pendengaran
  • Sistem pengaktif retikularis penting untuk mengontol kesadaran, atensi, fungsi kardiorespiratoris, dan gerakan tubuh.
  • Materi abu-abu, nucleus merah, nigra substantia, wilayah ventralis memiliki peran penting untuk mengontrol gerakan tubuh


Otak Belakang

Terdiri atas struktrur-struktur utama sebagai berikut:

  • Serebelum, berfungsi penting untuk mengontrol gerakan tubuh
  • Pons ; esensial bagi keseimbangan, koordinasi dan keharmonisan gerak otot
  • Medulla oblongata, berfungsi sebagai titik persimpangan tempat saraf mengarah silang dari satu sisi tubuh ke sisi otak sebaiknya. Terlibat pula dalam fungsi seperti kardiorepiratoris, pencernaan, dan menelan.


Kulit Otak

  • Kulit otak meliputi 80% otak manusia
  • Kulit otak menjadi lapisan pembungkus terluar dua belahan otak, hemisfer otak sebelah kanan dan sebelah kiri.


Lobus-Lobus Hemisfer Otak

Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Pada Otak_

- Lobus frontalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan motorik dan proses-proses berfikir yang lebih tinggi seperti penalaran abstrak

- Lobus parietalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan somatosensoris. Ia menerima input-input dari neuron terkait sentuhan, rasa sakit, rasa temperature, dan posisi tungkai-tungkai tubuh

- Lobus temporalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan auditoris

- Lobus oksipitalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan visual.

Gangguan-Gangguan Pada Otak

Ada sejumlah gangguan otak yang dapat mengganggu fungsi kognitif kita. Uraian beriku didasarkan sebagian pada kerja Gazzaniga dan kolega-koleganya (dalam Sternberg, 2008)

Stroke
Stroke terjadi ketika aliran darak ke otak mengalami hambatan. Orang-orang yang mengalami stroke biasanya menunjukkan hilangnya fungsi-fungsi kognitif. Bentuk hilangnya fungsi-fungsi ini bergantung kepada area otak mana yang dipengaruhi stroke, seperti pada gambar berikut:

Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Pada Otak 2_

Simptom stroke biasanya langsung terjadi setelah stroke terjadi, berikut simptom stroke yang paling umum:

  • Mati rasa atau kelelahan diwajah, lengah atau kaki
  • Rasa bingung, kesulitan bicara atau memahami ucapan
  • Gangguan pada penglihatan
  • Pusing, mual-mual, sulit berjalan, hilang keseimbangan atau koordinasi anggota tubuh
  • Sakit kepala berat tanpa diketahui penyebabnya


Tumor otak

Tumor otak disebut juga neoplasma, dapat memengaruhi fungsi kognitif dengan cara yang sangat serius. Ada dua jenis tumor otak:

  • Pertama adalah tumor yang dimulai dari otak. Kebanyakan anak yang mengalami tumor jenis ini
  • Kedua, tumor otak yang merupakan efek dari pertumbuhan tumor dibagian tubuh lain, misalnya paru-paru.


Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Pada Otak 3_

Tumor otak ada yang lunak dan ada yang ganas. Tumor lunak tidak mengandung sel-sel kanker, biasanya tumor ini bisa dihilangkan dan tidak akan tumbuh kembali. Sel-sel tumor lunak tidak menyerang sel-sel sekitarnya atau menyebar kebagian tubuh yang lain, namun jika akhirnya ia menekan area-area sensitif otak, tumor akan mengakibatkan gangguan kognitif yang serius.

Berikut ini simptom paling umum yang terjadi pada tumor otak

  • Sakit kepala, biasanya memburuk dipagi hari
  • Mual-mual dan muntah-muntah
  • Perubahan dalam suara, ucapan, penglihatan atau pendengaran
  • Gangguan pada keseimbangan atau berjalan
  • Perubahan dalam suasana hati, kepribadian atau kemampuan untuk berkonsentrasi
  • Masalah pada memori
  • Kejang otot atau gemetar
  • Mati rasa atau kelumpuhan pada lengan atau kaki


Luka Pada kepala

Luka-luka pada kepala bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti kecelakaan kendaraan, kontak dengan benda keras, dan terkena peluru. Luka-luka ini memiliki 2 jenis; luka dalam dan luka luar.

  1. Pada luka dalam, tengkorak masih utuh namun terjadi kerusakan pada otak, biasanya dari daya mekanis suatu hantaman pada kepala
  2. Pada luka luar, tengkorak tidak lagi utuh karena sudah terjadi rembesan darah yang keluar dari kepala, luka terkena peluru salah satu contohnya.


Simptom-simptom langsung yang menyertai luka pada kepala ini mencakup:

  • Tidak sadarkan diri
  • Pernafasan tidak normal
  • Luka atau retakan yang dapat terlihat jelas
  • Keluarnya darah atau cairan bening dari hidung, telinga, atau mulut
  • Gangguan bicara atau penglihatan
  • Pupil mata tidak sama besar
  • Rasa tidak berdaya, lemah bahkan kelumpuhan
  • Pusing-pusing dan mata berkunang-kungan
  • Detak jantung meninggi bahkan bisa sampai terkena serangan jantung
  • akit di leher atau leher menjadi kaku
  • Muntah lebih dari dua-tiga kali
  • Hilangnya kemampuan mengendalikan otot kandung kemih dan otot dubur


Sekian artikel tentang Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Dalam Otak.
Daftar Pustaka

  • Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  • Solso, Robert.L., Otto H.Maclin, M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi Kognitif (edisi kedelapan). Jakarta :Erlangga

Definisi Neurosains Kognitif dan Alat Mempelajari Otak Manusia

Psikologi Kognitif
3/12/2016
Definisi Neurosains Kognitif dan Alat Mempelajari Otak Manusia  - Neurosains kognitif, metode yang digunakan dalam mempelajari otak manusia, alat-alat yang digunakan untuk mempelajari otak dan mengetahui kerusakan yang terdapat pada otak manusia, dan gangguan yang terjadi pada otak. Melalui makalah neurosains kognitif yang dibahas Ilmu Psikologi ini diharapkan dapat memahami mengenai neurosains kognitif, metode yang digunakan untuk mempelajari otak manusia, alat-alat yang dapat digunakan untuk mempelajari otak dan mengetahui kerusakan pada otak manusia, mengetahui berbagai gangguan yang terjadi pada otak, serta dapat menghubungkan hal-hal yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Neurosains Kognitif

image source: innovation.saintleo.edu
Selanjutnya: Neurosains Kognisi Dalam Otak Dan Gangguan Dalam Otak

Neurosain kognitif adalah bidang studi yang menghubungkan otak dan aspek-aspek lain sistem saraf, khususnya otak, dengan pemrosesan kognitif, dan akhirnya dengan perilaku.

Otak merupakan organ dalam tubuh kita yang mengontrol langsung pikiran, emosi, dan motivasi kita. Otak bersifat direktif sekaligus reaktif terhadap organ-organ tubuh yang lain.

Lokalisasi fungsi mengacu kepada wilayah-wilayah spesifik otak yang mengontrol kemampuan-kemampuan atau perilaku-perilaku spesifik.

Sistem saraf merupakan dasar bagi kemampuan manusia untuk memahami, beradaptasi, dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Melalui sistem ini, manusia menerima, memproses dan merespon informasi dari lingkungan.

Metode dalam mempelajari otak manusia:

  • Studi-studi postmortem (dilakukan setelah meninggal)
  • Teknik-teknik in vivo (dilakukan saat manusia ataupun hewan masih hidup)

Yang kemudian menjadi trend adalah memfokuskan pada teknik-teknik yang dapat menyediakan informasi tentang pemfungsian mental manusia ketika otak bekerja.

Studi-studi post mortem

  • Peneliti mempelajari dengan hati-hati perilaku manusia yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak ketika mereka masih hidup
  • Mereka mendokumentasika perilaku pasien sedetail mungkin dalam studi kasus sebelum pasien meninggal
  • Setelah pasien meninggal peneliti menguji otak pasien untuk mencari lokasi terjadinya lesi (area-area jaringan tubuh yang mengalami kerusakan seperti karena luka benturan atau penyakit).
  • Peneliti kemudian mengambil kesimpulan dan melacak kaitan antara tipe perilaku yang diamati dengan anomaly yang terdapat di lokasi tertentu pada otak.


Contoh: pasien Paul Broca (1824-1880) yang diberi nama Tan (dinamai demikian karena hanya suku kata itu yang keluar jika ia berkata-kata). Tan mengalami gangguan berat dalam kemampuan bicaranya. Masalah ini berkaitan dengan lesi di area lobus bagian depan yang sekarang dinamakan area Broca.

Studi-studi terhadap hewan

Studi in vivo pada awalnya kebanyakan dilakukan pada hewan

  • Elektroda mikro dimasukkan ke dalam otak hewan (biasanya kera atau kucing)
  • Dari sini didapati rekaman sel tunggal tentang aktivitas sebuah neuron di otak.
  • Dengan cara ini ilmuan dapat mengukur efek dari jenis-jenis stimuli tertentu .
  • Termasuk dalam jenis penelitian terhadap hewan adalah dengan melakukan pelesian selektif (penghilangan atau perusakan bagian otak tertentu lewat pembedahan) untuk mengamati cacat fungsional yang diakibatkannya.
Teknik ini dirasa memiliki banyak kekurangan dan tidak efektif.

Rekaman-rekaman listrik

Elektroencephalogram (EEG) adalah rekaman-rekaman tentang frekuensi dan intensitas listrik otak yang hidup, biasanya direkam di sebuah periode yang relatif lama. melalui EEG dimungkinkan untuk mempelajari aktivitas gelombang otak yang menindikasikan perubahan konsisi-kondisi mental seperti tidur lelap atau bermimpi

  • Elektroda dipasangkan di beberapa titik kulit kepala
  • Aktivitas listrik di otak kemudian direkam
  • Contohnya rekaman-rekaman EEG yang diambil selama tidur menyingkapkan pola-pola perubahan aktivitas listrik yang melibatkan seluruh bagian otak. Pola-pola yang muncul ketika sesorang bermimpi sangat berbeda ketika dia tertidur lelap.


Gambar EEG_
Gambar EEG

Teknik-teknik pencitraan statis

  • Teknik-teknik ini mencakup angiogram, pemindaian tomografi aksial dengan menggunakan komputer (CAT, computerized axial tomography) dan pemindaian dengan pencitraan resonansi magnetis (MRI)
  • Teknik yang berbasis sinar X (CAT) memungkinkan pengamatan yag lebih mendetail tentang abnormalitas otak skala besar seperti kerusakan yang diakibatkan benturan atau tumor, namun terbatas dalam resolusi sehingga tidak bisa menyediakan banyak informasi ttg lesi-lesi dan penyimpangan yang lebih kecil
  • Pemindaian MRI memberikan gambar dengan resolusi tinggi tentang struktur otak hidup dengan mengomputasi dan menganalisi perubahan-perubahan magnetis didalam energi dari orbit-orbit partikel didalam molekul-molekul tubuh. Namun MRI relatif mahal dan tidak menyediakan banyak informasi mengenai proses-proses fisiologis


Gambar MRI_
Gambar MRI

Pencitraan metabolis

  • Teknik ini mengandalkan perubahan-perubahan yang berlangsung di dalam otak sebagai hasil dari peningkatan konsumsi glukosa dan oksigen di area-area aktif tak
  • Ide dasarnya adalah area-area aktif didalam otak mengonsumsi lebih banyak glukosa dan oksigen ketimbang area-area yang tidak aktif.
  • Pemindaian PET mengukur peningkatan di dalam konsumsi glukosa di area-area aktif otak selama menjalankan pemrosesan informasi tertentu


Hasil gambar PET_
Hasil gambar PET
  • Pencitraan melalui resonansi magnetis secara fungsional (fMRI) adalah teknik penggambaran neuron yang menggunakan medan-medan magnetis untuk mengonstruksikan gambar detil tiga dimensi tentang aktivitas di beragam bagian otak di satu moment tertentu. Teknik ini disusun berdasarkan MRI , namun ia menggunakan peningkatan di dalam pengonsumsian oksigen untuk mengonstruksikan gambaran-gambaran aktivitas otak.


Gambar Alat fMRI_
Gambar Alat fMRI
Hasil Gambar fMRI_
Hasil Gambar fMRI
Hasil Gambar fMRI 2_
Hasil Gambar fMRI


tags: neurosains kognitif pdf, definisi neurosains, makalah neurosains kognitif, jurnal neurosains kognitif pdf, pengertian neurosains dalam pembelajaran, sejarah neurosains, fungsi kognitif adalah pdf, definisi fungsi kognitif

Sekian artikel Ilmu Psikologi tentang Definisi Neurosains Kognitif dan Alat Mempelajari Otak Manusia.

Daftar Pustaka
  • Sternberg, R.J. 2008. Psikolo
  • gi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  • Solso, Robert.L., Otto H.Maclin, M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi Kognitif (edisi kedelapan). Jakarta :Erlangga

Memahami Profesi Psikologi, Tipe, dan Divisi Profesi Psikologi

Psikologi Umum
3/12/2016
Memahami Profesi Psikologi, Tipe, dan Divisi Profesi Psikologi - 54 kelompok divisi yang diselenggarakan oleh APA. Beberapa mewakili subdisiplin dari psikologi (misalnya, eksperimental, sosial atau klinik) sementara yang lain fokus pada bidang topikal seperti penuaan, etnis minoritas atau trauma. anggota APA, dan bahkan bukan anggota, dapat mengajukan permohonan untuk bergabung dengan satu atau lebih divisi yang memiliki kriteria kelayakan mereka sendiri dan iuran. Selain itu, masing-masing divisi memiliki tugas sendiri, website, publikasi, daftar email, penghargaan, kegiatan konvensi dan pertemuan.

Memahami Profesi Psikologi, Tipe, dan Divisi Profesi Psikologi_
image source: psychologist-school.com
baca juga:
  • Memahami Kepribadian Anda Berdasarkan Golongan Darah
  • Membaca Karakter dan Sifat Seseorang dari Wajah (Fisiognomi)
  • Cara Membaca Karakter Seseorang Melalui Garis Tangan (Palmistry)

Divisi 1: Psikologi Umum berkaitan dengan menciptakan koherensi antara spesialisasi psikologi beragam dengan mendorong anggota untuk menggabungkan berbagai perspektif dari subdisiplin psikologi ke dalam penelitian, teori, dan praktek mereka. Divisi 1 menyambut keanggotaan dari para ilmuwan akademik, praktisi profesional, dan psikolog yang perhatian utama adalah kepentingan umum. keanggotaan divisi termasuk berlangganan jurnal triwulanan, Ulasan Psikologi Umum.

Divisi 2: Psikologi Pengajaran kemajuan pemahaman disiplin dengan mempromosikan keunggulan dalam pengajaran dan pembelajaran psikologi. Masyarakat menyediakan sumber daya dan jasa, akses ke komunitas kolaboratif, dan kesempatan untuk pengembangan profesional. Masyarakat juga berusaha untuk memajukan beasiswa belajar mengajar, mengadvokasi kebutuhan guru psikologi, kemitraan asuh di pengaturan akademik, dan meningkatkan pengakuan dari nilai profesi guru.

Divisi 3: Psikologi Eksperimen bekerja di berbagai pengaturan termasuk universitas, perguruan tinggi, pemerintah, dan industri dan disatukan oleh komitmen mereka terhadap perkembangan psikologi eksperimental sebagai ilmu. Psikologi Buletin Eksperimental diproduksi dua sampai tiga kali per tahun.

Divisi 5
: Divisi Metode Kuantitatif dan Kualitatif berkaitan dengan mempromosikan standar yang tinggi dalam penelitian dan aplikasi praktis dari evaluasi program, pengukuran, statistik, penilaian dan metode kualitatif. anggota divisi juga dapat memilih untuk keanggotaan dalam tiga bagian yang berbeda: penilaian; metode kualitatif; dan evaluasi, pengukuran dan statistik. Divisi ini mensponsori Kontribusi Penghargaan Ilmiah Distinguished. Divisi ini mensponsori penghargaan disertasi untuk mendorong dan menghormati ulama muda yang menjanjikan. Div. 5 menerbitkan buletin triwulanan Skor.

Divisi 6: Biopsikologi dan Psikologi Perbandingan, anggota yang dikhususkan untuk mempelajari biologi perilaku. Fokus mereka adalah pada perilaku dan hubungannya dengan persepsi, pembelajaran, memori, kognisi, motivasi, dan emosi. ahli saraf perilaku mempelajari otak dalam kaitannya dengan perilaku, evolusi, fungsi, kelainan, dan perbaikan, serta interaksi dengan sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, dan sistem regulasi energi. psikolog komparatif mempelajari perilaku manusia dan hewan lainnya, dengan mata khusus pada persamaan dan perbedaan yang mungkin menjelaskan proses evolusi dan perkembangan.

Divisi 7: Psikologi Perkembangan mempromosikan penelitian di bidang psikologi perkembangan dan standar yang tinggi dalam penerapan pengetahuan ilmiah untuk pendidikan, perawatan anak, kebijakan, dan pengaturan terkait. Divisi memilih penerima untuk G. Stanley Hall Award untuk sarjana senior, Boyd R. McCandless Award untuk psikolog perkembangan anak, dan Posisi Awards Disertasi untuk PhD baru. Newsletter Psikologi Perkembangan diterbitkan dua kali setahun.

Divisi 8: Psikologi Kepribadian dan Psikologi Sosial berusaha untuk memajukan kemajuan teori, penelitian dasar dan terapan, dan praktek di bidang kepribadian dan psikologi sosial. Anggota bekerja dalam dunia akademis dan industri swasta atau pemerintah, dan semua prihatin dengan bagaimana individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain dan oleh lingkungan sosial dan fisik mereka.

Divisi 9: Studi Analisis Psikologis Masalah Sosial (SPSSI) menyambut psikolog dan sekutu ilmuwan sosial yang berbagi keprihatinan bersama dengan penelitian tentang aspek psikologis dari isu-isu sosial yang penting dan mata pelajaran sosial untuk membawa teori dan praktek dalam fokus pada masalah manusia dari kelompok , masyarakat, dan bangsa, dan masalah-masalah yang semakin penting yang tidak memiliki batas-batas nasional. Triwulanan Jurnal Masalah Sosial dan SPSSI Newsletter, diterbitkan tiga kali setahun, adalah publikasi resmi SPSSI ini.

Divisi 10: Psikologi Estetika, Kreativitas dan Seni berkomitmen untuk beasiswa interdisipliner, baik teoritis dan empiris, meliputi seni visual, puisi, sastra, musik dan tari. Secara dikandung, kita mempelajari tiga topik yang saling terkait: kreativitas (termasuk proses perkembangan, motivasi, afektif dan kognitif), seni (termasuk konten estetika, bentuk dan fungsi) dan respon penonton untuk seni (termasuk preferensi dan penilaian). Untuk tujuan ini, kita menerapkan kepribadian, klinis, kognitif, persepsi, budaya dan postmodern psikologi untuk beragam seniman, gaya, dan zaman. Divisi 10 menawarkan publikasi dua tahunan; tiga penghargaan tahunan, Berlyne, Arnheim, dan Farnsworth Choice; dan diskon lima jurnal khusus.

Divisi 12: Psikologi Klinis termasuk anggota APA yang inpractice aktif, penelitian, pengajaran, administrasi, dan / atau studi di bidang psikologi klinis diundang untuk bergabung divisi. mahasiswa pascasarjana di APA disetujui atau program doktor regional terakreditasi dapat menjadi anggota afiliasi siswa pada tingkat yang berkurang. Keanggotaan termasuk langganan jurnal, Psikologi Klinis: Sains dan Praktek, dan publikasi triwulanan The Psikolog Klinis.

Anggota dan afiliasi siswa juga dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih bagian divisi: Bagian II: Geropsychology klinis, Bagian III: Masyarakat untuk Ilmu Psikologi Klinis, Bagian IV: Psikologi Klinis Perempuan, Bagian VI: Psikologi Klinis dari Etnis minoritas, Bagian VII: Darurat dan Krisis, Bagian VIII: Asosiasi Psikolog di Puskesmas Akademik (APAHC), Bagian IX: Assessment, dan Bagian X: Mahasiswa Pascasarjana dan Awal Karir Psikolog. Beberapa bagian juga memiliki kategori keanggotaan untuk non-Divisi 12 anggota.

Divisi 13: Psikologi Konsultasi Masyarakat berbagi minat dalam proses konsultasi termasuk kegiatan diterapkan, penelitian dan evaluasi, serta pendidikan dan pelatihan. Divisi ini berfungsi sebagai forum untuk keterampilan konsultasi, teori dan pengembangan pengetahuan, dan diseminasi. Ini menyediakan rumah profesional bagi mereka yang memiliki identitas sebagai psikolog konsultasi. Divisi ini dihubungkan setiap anggota menjadi informasi dan rujukan nasional jaringan. jurnal divisi, Konsultasi Psikologi Journal: Praktek dan Penelitian, dikirim ke anggota empat kali per tahun.

Divisi 14: Psikologi Industri dan Organisasi (SIOP) pendukung model ilmuwan-praktisi dalam penerapan psikologi untuk semua jenis pengaturan organisasi dan tempat kerja, seperti manufaktur, perusahaan komersial, serikat buruh, dan lembaga-lembaga publik. Anggota bekerja di beberapa bidang dalam I-O psikologi, seperti pengujian / penilaian, pengembangan kepemimpinan, staf, manajemen, tim, kompensasi, keselamatan kerja, keragaman, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Anggota harus terlibat dalam kegiatan profesional, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian, pengajaran, dan praktek, terkait dengan tujuan dari Masyarakat. Keanggotaan termasuk langganan untuk The Psikolog Industri-Organisasi (TIP) buletin triwulanan, Psikologi Industri dan Organisasi: Perspektif Sains dan Praktek (IOP) Jurnal triwulanan, dan Newsbriefs bulanan e-newsletter. SIOP juga memegang konferensi dan jatuh tahunan konsorsium. siswa graduate dipersilahkan untuk bergabung SIOP pada tingkat siswa berkurang.

Divisi 15: Psikologi Pendidikan menyediakan lingkungan kolegial untuk psikolog dengan minat dalam penelitian, pengajaran atau praktek dalam pengaturan pendidikan di semua tingkatan untuk hadir dan mempublikasikan makalah tentang pekerjaan mereka. kerja anggota divisi 'berkaitan dengan teori, metodologi dan aplikasi untuk spektrum yang luas dari isu-isu pengajaran, pelatihan dan pembelajaran. Anggota menerima Newsletter untuk Pendidikan psikolog tiga kali per tahun dan jurnal triwulanan Pendidikan Psikolog.

Divisi 16: Sekolah Psikologi terdiri dari psikolog ilmiah-praktisi yang kepentingan profesional utama berbohong dengan anak-anak, keluarga dan proses pendidikan. Divisi ini mewakili kepentingan psikolog yang terlibat dalam pemberian layanan psikologis yang komprehensif untuk anak-anak, remaja dan keluarga di sekolah-sekolah dan pengaturan diterapkan lainnya. Divisi ini didedikasikan untuk memfasilitasi praktek profesional psikologi sekolah dan aktif pendukung dalam domain, seperti pendidikan dan reformasi perawatan kesehatan, yang memiliki implikasi signifikan bagi praktik psikologi dengan anak-anak. Anggota menerima jurnal Sekolah Psychology Quarterly dan buletin triwulanan Sekolah Psikolog. Divisi ini menyambut anggota mahasiswa. psikolog sekolah non-doktor-tingkat dan praktisi dipersilakan untuk bergabung divisi sebagai afiliasi profesional.

Divisi 17: Masyarakat Psikologi Konseling menyatukan psikolog, mahasiswa, afiliasi profesional dan internasional yang didedikasikan untuk mempromosikan pendidikan dan pelatihan, penelitian ilmiah, praktek, dan keragaman dan kepentingan umum dalam psikologi profesional. Divisi ini berisi bagian yang mewakili Kemajuan Wanita; College dan Konseling Center University; Internasional; Promosi Psikoterapi Sains; Konseling Psikologi Kesehatan; Etnis dan Ras Keanekaragaman; Praktek independen; Lesbian, Gay, Biseks Kesadaran; Pencegahan; dan Psikologi Kejuruan. Lainnya Kelompok Minat Khusus juga ada. Keanggotaan terbuka untuk masters- atau psikolog tingkat doktor yang kepentingan dan kegiatan mendukung kemajuan psikologi konseling. Enam isu jurnal The Konseling Psikolog dan tiga isu dari Divisi 17 Newsletterare dikirim ke anggota setiap tahun. anggota mahasiswa dipersilakan untuk afiliasi dengan Divisi 17 melalui keanggotaan dalam Grup Afiliasi Mahasiswa (SAG). anggota non-APA dapat bergabung dengan divisi sebagai afiliasi profesional atau internasional.

Divisi 18: Psikolog di Pelayanan Publik merespon kebutuhan masyarakat di daerah-daerah seperti praktik psikologi, penelitian, pelatihan dan pembentukan kebijakan. Divisi ini terdiri dari lima bagian yang mewakili berbagai pengaturan: masyarakat dan rumah sakit negara psikolog, peradilan pidana, polisi dan keamanan publik, psikolog di Negara India dan veteran urusan. Pembagian dan bagian yang menyediakan forum bagi para anggotanya untuk membahas kepentingan profesional umum, untuk mengadvokasi kebutuhan kesehatan mental masyarakat dan untuk mempromosikan penggunaan evaluasi dan penelitian dalam program penelitian publik. Newsletter Layanan Umum Psikologi dikirim ke anggota tiga kali setahun.

Divisi 19: Masyarakat Psikologi Militer mendorong penelitian dan penerapan penelitian psikologis untuk masalah militer. Anggotanya adalah psikolog militer yang melayani fungsi yang beragam dalam pengaturan termasuk kegiatan penelitian, manajemen, menyediakan layanan kesehatan mental, pengajaran, konsultasi, bekerja dengan komite Kongres, dan menasihati perintah militer senior. Divisi ini menyediakan empat penghargaan tahunan pada konvensi APA, termasuk Yerkes Award untuk kontribusi untuk psikologi militer nonpsychologist, ditambah dua penghargaan siswa, salah satunya adalah penghargaan perjalanan. Anggota menerima jurnal triwulanan Psikologi Militer dan newsletter Militer Psikolog, diterbitkan dua kali setahun.

Divisi 20: Psikologi Pertumbuhan dan Pengembangan Dewasa berusaha untuk memajukan studi perkembangan psikologis dan perubahan sepanjang tahun dewasa. Divisi menghasilkan newsletter Pembangunan Dewasa dan Penuaan Berita tiga kali per tahun.

Divisi 21Psikologi Terapan Eksperimental dan Teknik mempromosikan pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip psikologis, pengetahuan, dan penelitian untuk meningkatkan teknologi, produk konsumen, sistem energi, komunikasi dan informasi, transportasi, pengambilan keputusan, pengaturan kerja dan lingkungan hidup. Tujuannya adalah lebih aman, lebih efektif, dan lebih dapat diandalkan sistem melalui peningkatan pemahaman kebutuhan pengguna. Divisi ini mengakui kontribusi karir melalui George E. Briggs Disertasi Award, Earl A. Alluisi Award untuk Awal Karir Kontribusi, dan Franklin C. Taylor Award untuk kontribusi luar biasa Karir ke lapangan. Anggota menerima Divisi 21 Newsletter, Journal of Experimental Psychology: Terapan, dan keanggotaan pada daftar email dan website yang host diskusi dan informasi pekerjaan.

Divisi 22Psikologi Rehabilitasi berusaha untuk mempertemukan semua anggota APA tertarik pada aspek psikologis kecacatan dan rehabilitasi, untuk mendidik masyarakat tentang isu-isu yang berkaitan dengan kecacatan dan rehabilitasi, dan untuk mengembangkan standar yang tinggi dan praktek psikolog profesional yang bekerja di bidang ini. Anggota mungkin terlibat dalam pelayanan klinis, penelitian, pengajaran, atau administrasi. Divisi ini menerbitkan jurnal triwulanan, Rehabilitasi Psychology®, dan memiliki daftar email yang aktif. Update kegiatan profesional saat ini dan masa depan sekarang terdaftar di website divisi.

Divisi 23: Psikologi Konsumen (SCP) adalah koleksi intim ulama dan praktisi didedikasikan untuk pertumbuhan dan kemajuan psikologi konsumen. psikologi konsumen mempekerjakan pendekatan psikologis teoritis untuk memahami konsumen. Melalui partisipasi aktif dari anggotanya, SCP menumbuhkan lingkungan kolegialitas, mempromosikan interaksi untuk memfasilitasi dan mendukung kontribusi intelektual untuk disiplin. SCP mencerminkan keinginan untuk memajukan praktek psikologi konsumen dan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan kontribusi tersebut. anggota Divisi menerima Journal publikasi triwulanan Psikologi Konsumen, dan divisi menyelenggarakan konferensi musim dingin tahunan.

Divisi 24: Psikologi Teoritis dan Filosofis mendorong dan memfasilitasi eksplorasi dan diskusi tentang teori-teori psikologis dan masalah di kedua dimensi ilmiah dan filosofis mereka dan hubungan informasi. Divisi ini memberikan penghargaan untuk yang terbaik kertas siswa diserahkan ke divisi untuk konvensi APA tahunan. Divisi Journal of Theoretical & filosofis Psikologi dikirim ke anggota triwulanan.

Divisi 25: Analisis Perilaku mempromosikan penelitian dasar, baik hewan dan manusia, dalam analisis eksperimental perilaku; mendorong penerapan hasil penelitian tersebut untuk urusan manusia, dan bekerja sama dengan disiplin ilmu lain yang kepentingannya tumpang tindih dengan orang-orang dari Divisi. Divisi menerbitkan Divisi 25 Recorder, newsletter didistribusikan dua kali setahun untuk semua anggota dan afiliasi, yang juga menerima PsycSCAN: Perilaku Analisis & Therapy, diterbitkan triwulanan. Divisi 25 berpartisipasi dalam konvensi tahunan APA, mensponsori speaker individu, simposium, dan acara khusus, seperti resepsi dan makan malam tahunan. Divisi 25 juga merupakan cosponsor aktif jam sosial dan presentasi berurusan dengan bidang analisis perilaku.

Divisi 26Psikologi Sejarah berusaha untuk memperpanjang kesadaran dan apresiasi sejarah psikologi sebagai bantuan untuk memahami psikologi kontemporer, hubungan psikologi untuk bidang ilmu lain dan perannya dalam masyarakat. Divisi ini menerbitkan jurnal triwulanan Sejarah Psychology®.

Divisi 27: Penelitian Masyarakat dan Action: Divisi Psikologi Komunitas mendorong pengembangan teori, penelitian, dan praktek yang relevan dengan hubungan timbal balik antara individu dan sistem sosial yang merupakan konteks masyarakat. Divisi mendukung 23 kelompok regional mempromosikan komunikasi antara psikolog masyarakat di enam wilayah AS, Kanada, Eropa Barat, dan Pasifik Selatan. Divisi host konferensi dua tahunan tiga hari dan telah membentuk kelompok kepentingan di bidang psikologi masyarakat internasional, psikologi pedesaan, penuaan, diterapkan pengaturan, dan anak-anak dan remaja (masalah pencegahan). Anggota menerima dua bulanan American Journal of Psychology Komunitas dan Masyarakat Psikolog, menerbitkan lima kali per tahun.

Divisi 28: Psychopharmacology dan Penyalahgunaan Zat mempromosikan pengajaran, penelitian dan penyebarluasan informasi mengenai efek obat pada perilaku.

Divisi ini dibentuk pada tahun 1967 untuk menyediakan rumah dalam APA untuk psikolog tertarik pada efek perilaku obat sistem psikoaktif atau saraf pusat, obat-obatan dan bahan kimia. Penelitian kami sering menggabungkan metode psikologi dan farmakologi untuk mempelajari interaksi perilaku, obat-obatan dan faktor lingkungan lainnya pada hewan dan manusia. Hal ini dilakukan dalam pengaturan laboratorium, klinis dan komunitas.

Divisi ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian hewan, toksikologi neurobehavioral, program pelatihan Psychopharmacology, pengembangan pengobatan baru untuk kecanduan narkoba, dan kebijakan publik yang berkaitan dengan regulasi obat dan penyalahgunaan zat.

Divisi 29: Psikoterapi Kemajuan Sosial bertujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan, pengajaran, dan praktek psikoterapi. Divisi Psikoterapi berkomitmen untuk melestarikan dan memperluas psikoterapi, untuk memajukan bukti-dasar untuk psikoterapi dan hubungan psikoterapi, serta membuat manfaat psikoterapi diakses oleh semua. Divisi ini adalah komunitas praktisi, akademisi, peneliti, guru, spesialis perawatan kesehatan dan mahasiswa yang mengabdikan diri untuk kemajuan seni dan ilmu psikoterapi.

Divisi 30: Psikologi Hipnosis Sosial dikhususkan untuk bertukar informasi ilmiah, memajukan pengajaran dan penelitian yang sesuai, dan mengembangkan standar yang tinggi untuk praktek hipnosis. Bidang minat keanggotaan yang beragam, termasuk topik-topik seperti koneksi pikiran / tubuh; disosiasi; dan hipnosis dengan wanita, anak-anak, dan remaja. inisiatif saat divisi termasuk memajukan aplikasi hipnosis dalam kedokteran perilaku, pendidikan profesional dan masyarakat, dan membangun hipnosis klinis sebagai kemampuan bermutu. Divisi ini menyediakan penghargaan untuk kontribusi karir dibedakan, makalah konvensi luar biasa dan E. R. Hilgard Disertasi Award. Anggota menerima Psychological Hypnosis, buletin divisi, triwulanan. buletin meliputi artikel penelitian dan praktik, pengumuman dan program konvensi tahunan.

Divisi 31: Psikologi Asosiasi Negara, Propinsi dan Urusan Teritorial tujuan utama adalah untuk memberikan Anda dan asosiasi psikologis Anda dengan sumber daya yang berguna, layanan dan manfaat serta menjadi suara Anda untuk masalah asosiasi psikologis dalam APA. Divisi 31 menyediakan buku panduan untuk terlibat dalam kegiatan APA pemerintahan, sebuah versi singkat dari prosedur parlemen Keesey ini, program mentoring kami, alert advokasi serta catatan tentang apa asosiasi psikologis lain lakukan di seluruh negara, provinsi dan wilayah.

Divisi 32: Psikologi Humanistik mengakui kekayaan penuh dari pengalaman manusia. fondasinya termasuk humanisme filosofis, eksistensialisme dan fenomenologi. Masyarakat berupaya memberikan kontribusi kepada psikoterapi, pendidikan, teori / filsafat, penelitian, organisasi, manajemen, tanggung jawab sosial dan perubahan. The humanistik Psikolog adalah jurnal masyarakat, diterbitkan triwulanan.

Divisi 33: Intelektual dan Pembangunan Cacat upaya untuk memajukan psikologi, berdasarkan penyelidikan ilmiah dan standar yang tinggi dari praktek dalam pengobatan cacat intelektual dan perkembangan. Divisi ini memiliki lima kelompok kepentingan khusus: modifikasi perilaku dan teknologi, dual diagnosis, intervensi dini, penuaan dan dewasa pengembangan, dan membuat transisi menjadi dewasa. Anggota menerima Psikologi buletin di Intelektual dan Pembangunan Cacat tiga kali per tahun.

Divisi 34Psikologi Konservasi Masyarakat Lingkungan dan Kependudukan anggota menerapkan pengetahuan dan praktek psikologis untuk meningkatkan interaksi antara manusia dan lingkungan alam dan dibangun kami. Topik yang menarik termasuk (1) perilaku manusia dan kesejahteraan yang berkaitan dengan desain ruang yang dibangun, pemandangan alam dan lingkungan alam, (2) konservasi satwa liar dan spesies lain, (3) sinergi antara kesehatan mental manusia dan ekologi alam lingkungan, dan (4) konsekuensi psikologis kepadatan penduduk yang tinggi. Kami memelihara website, sebuah milis dan situs jejaring sosial; mempublikasikan newsletter; mengatur program konvensi APA; mempublikasikan kegiatan dan kesempatan kerja; dan mempromosikan berbagai pendekatan dalam studi psikologi lingkungan.

Divisi 35: Psikologi Perempuan memberikan basis organisasi untuk semua feminis, wanita dan pria dari segala asal kebangsaan, yang tertarik dalam pengajaran, penelitian, atau praktek dalam psikologi perempuan. Divisi ini mengakui keragaman pengalaman perempuan yang hasil dari berbagai faktor, termasuk etnis, budaya, bahasa, status sosial ekonomi, usia dan orientasi seksual. Divisi ini mempromosikan penelitian feminis, teori, pendidikan, dan praktek terhadap pemahaman dan meningkatkan kehidupan gadis dan perempuan dalam semua keanekaragaman mereka; mendorong beasiswa pada pembangunan sosial hubungan gender di konteks multikultural; berlaku beasiswa untuk mengubah basis pengetahuan psikologi; pendukung aksi terhadap kebijakan publik yang memajukan kesetaraan dan keadilan sosial; dan berusaha untuk memberdayakan perempuan di masyarakat, nasional dan kepemimpinan global. Kami menyambut anggota mahasiswa dan afiliasi. Anggota disediakan dua publikasi: Psychology of Women Quarterly, yang merupakan jurnal penelitian, teori dan ulasan, dan feminis Psikolog.

Divisi 36: Psikologi Agama dan Spiritualitas mempromosikan penerapan metode penelitian psikologis dan kerangka kerja interpretatif untuk bentuk yang beragam agama dan spiritualitas; mendorong penggabungan hasil pekerjaan tersebut ke dalam pengaturan diterapkan klinis dan lainnya; dan mendorong dialog yang konstruktif dan pertukaran antara studi psikologi dan praktek di satu sisi dan antara perspektif keagamaan dan lembaga di sisi lain. Divisi ini secara ketat nonsektarian dan menyambut partisipasi dari semua orang yang melihat agama sebagai faktor yang signifikan dalam fungsi manusia. quarterlyPsychology divisi newsletter Agama berisi artikel asli, ulasan buku, pengumuman dan berita menarik bagi anggota divisi.

Divisi 37: Anak dan Kebijakan Keluarga dan Praktek berkaitan dengan isu-isu profesional dan ilmiah relatif terhadap layanan dan struktur pelayanan untuk anak-anak dan remaja. Divisi berusaha untuk memajukan penelitian, pendidikan, pelatihan, dan praktek dan berhubungan pengetahuan psikologis untuk bidang lain seperti antropologi, hukum, dan pediatri di berbagai bidang seperti pekerjaan, pendidikan, rekreasi, dan keluarga berencana. newsletter Society, Anak dan Kebijakan Keluarga dan Praktek Advokat, berfokus pada topik yang dipilih seperti kebutuhan kritis etnis minoritas, media anak-anak, efektivitas program pencegahan penganiayaan anak, dan pengobatan anak pelaku kejahatan kekerasan.

Divisi 38: Psikologi Kesehatan berusaha untuk memajukan kontribusi psikologi untuk memahami kesehatan dan penyakit melalui, kegiatan pelayanan pendidikan dan penelitian dasar dan klinis dan mendorong integrasi informasi biomedis tentang kesehatan dan penyakit dengan pengetahuan psikologis saat ini. Divisi ini memiliki kelompok keperawatan dan kesehatan dan kelompok kepentingan khusus dalam masalah penuaan, wanita, dan kesehatan minoritas. Divisi ini menerbitkan jurnal dua bulanan Kesehatan Psikologi dan newsletter kuartalan Kesehatan Psikolog. Divisi 38 menawarkan daftar program pelatihan dalam psikologi kesehatan dan memberikan penghargaan kertas mahasiswa tahunan.

Divisi 39: Psikoanalisis mewakili, dalam bidang yang luas psikologi, profesional yang mengidentifikasi diri mereka sebagai memiliki komitmen besar untuk studi, latihan dan pengembangan psikoanalisis dan psikoterapi psikoanalitik.

Divisi 40: Neuropsikologi Klinis menyediakan forum ilmiah dan profesional untuk individu yang tertarik dalam studi tentang hubungan antara otak dan perilaku manusia. Dengan demikian, Divisi 40 mempromosikan interaksi interdisipliner antara berbagai bidang minat termasuk kognitif fisiologis, perkembangan, rehabilitasi klinis, sekolah, forensik dan psikologi kesehatan. Pertukaran ide di difasilitasi oleh dorongan Divisi penelitian, pendidikan ilmiah dan praktek. Anggota menerima (dua kali setahun) Masyarakat untuk Neuropsikologi klinis, Terakhir 40, di mana isu-isu divisi yang bersangkutan dan informasi diterbitkan. Selain itu, Divisi menyajikan penghargaan mahasiswa untuk penelitian ilmiah dibedakan pada konvensi tahunan APA.

Divisi 41Psikologi Hukum mempromosikan kontribusi psikologi untuk memahami hukum dan lembaga-lembaga hukum, pendidikan psikolog dalam masalah hukum dan personil hukum dalam hal psikologis, dan aplikasi psikologi dalam sistem hukum. Divisi mengadakan pertemuan musim semi dua dan satu setengah hari dua tahunan yang meliputi kertas dan pleno. Anggota menerima Hukum jurnal dua bulanan dan Perilaku Manusia dan Amerika Psikologi-Law Society Terakhir tiga kali per tahun.

Divisi 42: Psikologi Praktek Independent menawarkan alat dan membuka peluang pembelajaran untuk meningkatkan pembangunan keterampilan profesional dan pengembangan praktek di seluruh rentang karir.

Divisi 43: Psikologi Keluarga menyediakan rumah untuk psikolog tertarik dalam keluarga dalam berbagai bentuk mereka. Klinis, ilmiah, pendidikan dan masyarakat perspektif kebijakan diwakili dengan baik dalam berbagai kegiatan divisi. masyarakat telah mencapai status khusus di ABPP dan telah mengembangkan Journal of Family Psychology, saat ini salah satu yang paling cepat berkembang APA jurnal ilmiah. masyarakat bekerja dengan Direktorat praktek untuk memastikan masuknya psikolog dalam rencana penggantian perawatan kesehatan. Sebagai satu-satunya divisi APA berfokus terutama pada keluarga, Society of Family Psychology berusaha untuk mendidik masyarakat profesional mengenai banyak keuntungan dari fokus konseptual yang lebih luas. Divisi 43 mensponsori konvensi pertengahan musim dingin tahunan. buletin kuartalan masyarakat Isthe Family Psikolog.

Divisi 44: Studi Analisis Isu Psikologis LGBT berfokus pada keragaman orientasi seksual manusia dengan mendukung penelitian, mempromosikan pendidikan yang relevan, dan mempengaruhi kebijakan profesional dan publik. Divisi 44 memiliki gugus tugas akreditasi, biseksualitas, standar profesional, kebijakan publik, pemuda, keluarga, masalah etnis / ras dan ilmu pengetahuan. Divisi mendukung Maylon-Smith Award untuk penelitian mahasiswa dan menyajikan Choice Distinguished Kontribusi tahunan. Divisi menerbitkan nya Div. 44 Newsletterthree kali setahun dan program kegiatan Divisi 44 di konvensi APA tahunan.

Divisi 45: Psikologis Studi Kebudayaan, Etnisitas dan Raceencourages penelitian tentang isu-isu etnis minoritas dan penerapan pengetahuan psikologis untuk masalah etnis minoritas. Divisi ini mempromosikan kesejahteraan masyarakat melalui penelitian dan mendorong hubungan profesional antara psikolog yang berbagi keprihatinan dan kepentingan-kepentingan ini. Keanggotaan termasuk langganan ke peer-review jurnal triwulan Keanekaragaman Budaya dan Etnis Minoritas Psikologi dan newsletter divisi, Focus, yang diterbitkan dua sampai tiga kali per tahun.

Divisi 46: Psikologi Media dan Teknologi berupaya untuk memajukan psikologi dalam praktek dan ilmu komunikasi media dan teknologi. Masyarakat adalah sebuah komunitas peneliti, psikolog dan penyedia layanan kesehatan mental lainnya, konsultan, pendidik dan profesional komunikasi secara aktif terlibat dengan semua bentuk teknologi tradisional dan media berkembang dan muncul. masyarakat mendukung studi dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan dampak media pada perilaku manusia, serta pengembangan literasi media penting untuk masyarakat dan profesi.

Divisi 47: Psikologi Latihan dan Olahraga menyatukan psikolog, serta latihan dan olahraga ilmuwan, tertarik dalam penelitian, pengajaran dan layanan di daerah ini. APA Menjalankan Psikolog adalah kelompok yang berafiliasi dari Divisi 47. Divisi saat ini memiliki komite pada isu-isu keragaman dan pendidikan dan pelatihan. Divisi mensponsori lokakarya preconvention pada konvensi APA. TheExercise dan Olahraga Psikologi Terakhir diterbitkan tiga kali dalam setahun.

Divisi 48: Studi Perdamaian, Konflik, dan Kekerasan: Divisi Psikologi Perdamaian bekerja untuk mempromosikan perdamaian di dunia pada umumnya dan di dalam negara, masyarakat dan keluarga. Hal ini mendorong penelitian psikologis dan multidisiplin, pendidikan dan pelatihan tentang isu-isu tentang perdamaian, resolusi konflik tanpa kekerasan, rekonsiliasi dan penyebab, konsekuensi dan pencegahan kekerasan dan konflik destruktif. Divisi ini mendorong komunikasi antara peneliti, guru dan praktisi yang bekerja pada isu-isu ini dan menerapkan pengetahuan dan metode psikologi dalam kemajuan perdamaian dan pencegahan kekerasan dan konflik destruktif. Divisi ini berusaha untuk membuat hubungan dengan semua bidang pekerjaan psikologis dan damai dan menyambut partisipasi dari semua bidang disiplin. Sebuah jurnal divisi, Perdamaian dan Konflik: The Journal of Psychology Perdamaian, dipublikasikan secara triwulanan.

Divisi 49: Psikologi Kelompok dan Grup Psikoterapi menyediakan forum bagi psikolog tertarik dalam penelitian, pengajaran, dan praktek dalam psikologi kelompok dan psikoterapi kelompok. proyek saat ini meliputi pengembangan pedoman nasional untuk pelatihan doktor dan pasca-doktoral dalam psikoterapi kelompok. jurnal Divisi kuartalan, Dinamika Kelompok: Teori, Penelitian dan Praktek, dan newsletter, Grup Psikolog, dikirim ke semua anggota dan afiliasi.

Divisi 50
: Psikologi Adiktif mempromosikan kemajuan dalam penelitian, pelatihan profesional, dan praktek klinis dalam berbagai perilaku adiktif termasuk penggunaan bermasalah alkohol, nikotin dan obat-obatan lain dan gangguan yang melibatkan perjudian, makan, perilaku seksual atau belanja. Keanggotaan termasuk langganan ke peer-review jurnal Psychology of Addictive Behaviors dan newsletter divisi.

Divisi 51: Studi Analisis Psikologis Pria dan Maskulinitas (SPSMM) kemajuan pengetahuan dalam psikologi baru laki-laki melalui penelitian, pendidikan, pelatihan, kebijakan publik dan pelayanan klinis ditingkatkan untuk pria. SPSMM menyediakan forum bagi anggota untuk membahas isu-isu penting yang dihadapi orang-orang dari semua ras, kelas, etnis, orientasi seksual dan kebangsaan. SPSMM menerbitkan newsletter bagi anggota dan program sponsor pada konvensi APA tahunan.

Tags: Profesi psikologi unair, profesi psikologi unpad, profesi psikologi ui, profesi psikologi ugm, profesi psikologi pendidikan, magister profesi psikologi mercu buana, magister profesi psikologi terbaik, magister profesi psikologi umm

Sekian artikel tentang Memahami Profesi Psikologi, Tipe, dan Divisi Profesi Psikologi.

Daftar Pustaka
  • Alwisol.(2008). Psikologi Kepribadian(edisi revisi).Malang:UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang 
  • Baron,R.A & Byrne,D.(2004). Psikologi Sosial,Jilid 1(terjemahan)(edisi ketujuh).Jakarta.Erlangga 
  • Berstein, A. D., Panner, A. L., Clarke Stewart, A., Roy, J.E. (2012). Psychology, 9th edition. Belmont,CA:wadsworth Group/Thomson Learning. 
  • Ciccarelli,S.K & White,J.N (2009). Psychology(2nd ed.).New Jersey:Pearson International,inc. 
  • Feist,G.J & Rosenberg,E.L (2010). Psychology. Making Connection. New York:The McGraww-Hill Companies. 
  • Kadras, P. E. (2014). History of psychology: the making of a science. United State. Wadsworth Cengange Learning 
  • Lilienfeld, O. S., Lynn, J. S., Namy, L.L., Woolf.J. N. (2011). Psychology from inquiry to understanding, 2nd edition. Boston: Pearson Education Inc 
  • Papalia,D.E.,Old,S.W.,Feldman,R.D.(2008). Psikologi Perkembangan(terjemahan). Jakart:Kencana Prenada Group. 
  • Passer,M.W & Smith,R.E.(2008). Psychology.The Science of Mind and Behavior. New York: The McGraww-Hill Companies. 
  • Psi letter. (2014). Retrieved September 8, 2014, from http://en.wikipedia.org/wiki/Psi_(letter)
  • Psychology symbol (2014). Retrieved September 8, 2014, from http://www.all-about-psychology.com/psychology-symbol.html
  • Publication Manual of the American Psychological Association. 6the edition.(2010). Washington , DC: America n Psychologica l Association . 
  • Sarwono,S.W.(2008). Berkenalan dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta:PT.Bulan Bintang. 
  • Sarwono, S.W.(2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. PT. RajaGrafindo Pers. 
  • Schafer,W.(2000). Stress Management for Wellnes (4th ed.) Belmont,CA:wadsworth Group/Thomson Learning. 
  • Wade,C.,Travis,C.(2008).Psikologi,Jilid 1, 2(terjemahan)(edisi kesembian). Jakarta:Erlangga. 
  • Waiten, W. (2010). Psychology themes and variation, 8th edition. Belmont,CA:wadsworth Group/Thomson Learning. 
  • Wothman,C.,Loftus,E.,Weaver,C. (1999). Psychology (5th ed.).New York:The McGraww-Hill Companies. 
  • Wade, C., Travris, C. (2007). Psikologi, edisi ke Sembilan. Jakarta: Indonesia. Erlangga

Presentasi dan Alat Bantu Dalam Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan Pengembangan
3/10/2016
Presentasi dan Alat Bantu Dalam Pelatihan dan Pengembangan - Membahas tentang keterampilan persuasi dan pengaruh, alas an-alasan untuk presentasi, merencanakan presentasi, proses pembelajaran dan komunikasi, memilih alat-alat bantu, penggunaan alat bantu secara efektif, dan checklist penyelenggaraan pelatihan. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami proses pembelajaran dan komunikasi, memilih alat-alat bantu, penggunaan alat bantu secara efektif, dan checklist penyelenggaraan pelatihan.

1. Keterampilan Persuasi dan Pengaruh

Keterampilan persuasi dan memengaruhi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi. Berikut ini adalah kata-kata kunci dalam persuasi dan memengaruhi:

a. Sikap :
Keberhasilan komunikasi tidak hanya tergantung pada sikap terhadap situasi dan orang yang diajak berkomunikasi, tetapi juga pada kesan terbuka dari sikap ini. Jika instruktur mempunyai motivasi tinggi dan antusias dalam menghadapi materi, maka akan lebih mudah proses pentransmisikan pada para pendengar. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan para pendengar dapat dipengaruhi dan dibujuk.

b. Nilai-nilai :
Nilai-nilai pribadi (misalnya bagaimana memperlakukan orang lain) akat sangat memengaruhi sikap orang lain terhadap presenter. Sikap ini akan memengaruhi hubungan selanjutnya, apakah akan menjadi baik atau buruk.

c. Arti penting :
Betapa penting instruktur menunjukkan situasi atau materi akan mempunyai efek yang kuat pada para pendengar. Jika pendengar mengembangkan sikap bahwa materi itu penting, maka instruktur akan mempunyai peluang besar untuk meyakinkan para pendengar tentang arti penting materi yang disampaikan.

d. Kredibilitas :
Kejujuran, ketulusan, dan keinginan nyata untuk membantu para peserta untuk belajar adalah indikator penting dari kredibilitas instruktur. Instruktur tidak boleh memanfaatkan peserta untuk memuaskan tuntutan-tuntutan ego akan kekuasaan dan kinerja. Instruktur tidak bisa menjadi pakar dalam segala hal, tetapi harus:

  1. Mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai materi yang yang disampaikan sehingga memungkinkan para peserta belajar
  2. Lebih baik (sekalipun tidak mutlak penting) bila instruktur memiliki keterampilan personal ketika memberikan pelatihan di bidang – bidang keterampilan
  3. Mempunyai dan secara efektif bisa menggunakan kemampuan fasilitator yang sesuai.


Presentasi dan Alat Bantu Dalam Pelatihan dan Pengembangan_
image source: www.training.com
baca juga: Pengertian dan Metode Outbound Management Training + Contoh

2. Alasan – alasan untuk Presentasi

Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengapa presentasi dilakukan:

  • memberikan informasi mengenai suatu pokok materi
  • melaporkan tindakan-tindakan dan kemajuan dalam menjalankan suatu tugas atau proyek
  • memotivasi orang agar mengambil suatu tindakan
  • memengaruhi orang agar menerima usulan atau ide-ide yang disampaikan atau untuk menciptakan perubahan-perubahan
  • mengajar orang dalam suatu proses baru atau tindakan lain


3. Pertanyaan-pertanyaan yang Harus Diajukan oleh Fasilitator sebelum Pelatihan

  • Kapan presentasi diselenggarakan ?
  • Dimana tempat penyelenggaraan pelatihan tersebut ?
  • Apa yang menjadi topik pembahasan pelatihan ?
  • Mengapa topik pelatihan tersebut penting dipresentasikan ?
  • Bagaimana presentasi dilakukan ?
  • Siapa yang akan hadir ? : Bagaimana level, senioritas, kekuasaan yang dipunyai peserta ?, Bagaimana kedudukan instruktur di diantara para peserta ?
  • Bagaimana latar belakang peserta ?
  • Seberapa banyak jumlah peserta ?
  • Apa yang sudah diketahui oleh peserta tentang pokok bahasan (materi) presentasi?
  • Apakah peserta akan benar-benar tertarik pada apa yang akan disampaikan ?
  • Apakah peserta hadir dalam acara presentasi karena wajib ? Dapatkah fasilitattor membangun minat para peserta ?
  • Apa yang diharapkan peserta dari fasilitator dalam sejumlah aspek ?
  • Bagaimana nilai-nilai dan prasangka-prasangka peserta dalam presentasi yang akan diberikan ?
  • Dapatkah saya menyajikan apa yang diharapkan oleh para peserta ?
  • Dan beberapa pertanyaan lainnya.


4. Hal-hal Utama mengenai Sasaran Presentasi Pelatihan dan pengembangan

  • Pahami betul sasaran-sasaran presentasi
  • Apakah sasaran-sasaran itu berkorelasi dengan kebutuhan-kebutuhan pelatihan yang sudah diidentifikasi ?
  • Apakah sasaran-sasaran itu terfokus pada masalah-masalah nyata yang terlibat dan cakupan apa yang seharusnya ada dalam presentasi ?
  • Apakah penyusunan kata-kata mengenai sasaran-sasaran itu jelas dan bias dipahami secara umum ?
  • Apakah sasaran-sasaran yang ditetapkan bias dicapai dalam presentasi yang akan diberikan ?
  • Apakah pendekatan-pendekatan yang disarankan dalam desai dan perencanaan adalah pendekatan-pendekatan yang paling efektif dan sesuai ?
  • Apakah respon-respons pra-program dari pembelajar berkorelasi dengan tujuan resmi ?
  • Bersiaplah memodifikasi atau bahkan membuang tujuan-tujuan pribadi jika tidak sejalan dengan tujuan-tujuan yang sudah disepakati.


5. Merencanakan Presentasi

Dalam merencanakan presentasi perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

  • Mempertimbangkan metode-metode untuk menyita perhatian peserta
  • Mengidentifikasi masalah-masalah ingatan dan retensi materi presentasi
  • Menyodorkan berbagai teknik untuk mengatasi masalah-masalah komunikasi
  • Menguraikan struktur yang efektif untuk merencanakan dan menyiapkan presentasi
  • Menguraikan cara memutuskan materi utama yang akan dicantumkan dan proses logis presentasinya
  • Memberikan panduan mengenai pendekatan-pendekatan dan gaya-gaya presentasi efektif
  • Beberapa strategi yang digunakan dalam memperkuat ingatan dan recall pembelajaran, yakni : pengaruh, struktur, butir-butir terkait, ulasan kemajuan, dan rangkuman, serta pengingat pasca-presentasi.
  • Gunakan alat bantu memori secara efektif, yaitu :


  1. Akronim : sebuah kata yang dibentuk dari huruf-huruf awal dari kata-kata, yang biasanya merupakan serangkaian ide, dan sebagainya. Salah satu akronim yang relevan dalam presentasi adalah KISS : Keep It Short and Simple.
  2. Aliterasi : pendekatan ini bias digunakan jika akronim tidak cocok. Berikut ini adalah salah satu contoh yang akan digunakan, disingkat 4-P:
    - Project –proyeksikan suara
    - Pronounce – ucapkan kata-kata dengan cermat
    - Pause – sering-seringlah berhenti sejenak
    - Pace – variasikan kecepatan bicara
  3. Frasa : penggunan kalimat yang mudah diingat-ingat, dimana huruf –huruf pertama dari masing-masing kata berfungsi sebagai pemicu apa yang harus diingat. Contoh : mengingat daftar tipe-tipe bintang: O, B, A, F, G, K, M, R, N, S – dengan frasa : Oh Be A Girl, Kiss Me Right Now, Smack !
  4. Rima : adalah sajak yang muda diingat bias membantu retensi dan recall. Contoh : aku tidak memilih menjadi insan biasa membantu menjelaskan hal penting dalam motivasi intrinsic.
  5. Gambar/Kartun : pada dasarnya orang akan mengingat lebih pada gambar/kartun ketimbang dari kata-kata. Penggunaan alat bantu visual sangat dianjurkan. Kartun-kartun- terutama yang lucu sangat menarik ditampilkan.
  6. Membuat cerita : menggunakan cerita-cerita kecil untuk lebih membantu retensi dan recall (misalnya cerita tentang “APEL”). Selain cerita kecil, juga cerita-cerita inspiratif untuk membangkitkan motivasi peserta.
  7. Humor : bantulah orang untuk bias tertawa, sehingga menjadi lebih rileks dan menikmati suasana pelatihan, sehingga akan meolong proses mengingat dan recall.
  8. Repetisi : menyodorkan poin yang sama secara berulang-ulang.

6. Tahap-tahap Perencanaan dalam Presentasi

Ada 12 tahap dalam persiapan dan perencanaan presentasi. Ke-12 tahap tersebuta adalah sebagai berikut :

  1. Mendefinisikan atau menegaskan sifat dan tujuan / sasaran presentasi
  2. Menganalisis peserta potensial
  3. Memutuskan materi utama dan proses logis presentasinya
  4. Memutuskan pendekatan dan gaya presentasi
  5. Merencanakan presentasi dan menyiapkan brief
  6. Memutuskan dan memproduksi alat-alat bantu yang relevan-VAK (Visual, Audio, Kinestetik)
  7. Menyiapkan materi handout
  8. Berlatih melakukan presentasi
  9. Membuat modifikasi-modifikasi seperlunya
  10. Menyiapkan atau mengevaluasi lingkungan
  11. Melakukan presentasi
  12. Mengulas kinerja


7. Checklist Penutup

Untuk meyakinkan bahwa instruktur mengakhiri presentasi dengan efektif dan lengkap, maka perlu menanyakan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan berikut :

  • Apakah saya telah menyampaikan poin-poin kunci secara efektif ?
  • Apakah bagian utama presentasi sudah saya sampaikan dengan efektif ?
  • Apakah saya berhasil menjawab pertanyaam audiens ?
  • Mungkinkah audiens pulang sambil tetap memikirkan materi presentasi ?
  • Apakah isyarat verbal dan nonverbal audiens menunjukkan bahwa mereka mengapresiasi presentasi saya ?
  • Apakah saya menjamin mereka bias mengajukan pertanyaan ?
  • Apakah saya berhasil menjawab semua pertanyaan dengan memuaskan ?
  • Apakah saya berani mengakui bahwa tidak bias menjawab salah satu pertanyaan dan berjanji akan melakukan sesuatu dan menyampaikannya dalam kesempatan lain/khusus ?
  • Apakah saya merangkum presentasi dengan efektif dan komprehensif ?
  • Apakah saya mengakhiri presentasi dengan tenang dan tidak tergesa-gesa ?
  • Apakah audiens merasa bahwa presentasi saya lengkap ?


8. Proses Pembelajaran dan Komunikasi

Pembelajaran merupakan proses perubahan dan dapat digambarkan dengan tangga kompetensi pada gambar berikut.

Gambar 1. Tangga Kompetensi (Rae, 2005)_
Gambar 1. Tangga Kompetensi (Rae, 2005)

Program-program pembelajaran dirancang untuk mengatasi perubahan ini, paling tidak di batas antara kemampuan sadar dan kemampuan bawah sadar, namun proses pembelajaran perlu dicapai dengan berbagai cara dan sarana.

Kolb (dalam Rae, 2005) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif dapat dicapai dengan menggunakan 4 (empat) tahap dari siklus pembelajaran sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.

Gambar 2. Siklus Pembelajaran

Memahami Minat Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, trainer perlu memperhatikan minat pembelajaran yang berbeda-beda dari sejumlah orang. Berikut ini diuraikan berbagai minat pembelajaran.

  • Kaum aktivis - suka dan ingin melakukan sesuatu (apa pun ?)
  • Kaum perenung – lebih suka diam merenungkan apa yang telah terjadi, oleh siapa, untuk siapa (barangkali mereka lebih suka merenungkan daripada mengambil tindakan nyata)
  • Kaum teoretis – lebih suka mempertimbangkan konsep-konsep dan teori di balik apa yang telah terjadi, juga memikirkan model-model aktivitas dan berbagai alternatif yang bias dilakukan.
  • Kaum pragmatis – apakah hal itu memiliki aplikasi yang praktis? Apakah cukup bermanfaat untuk dijalani? Bagaimana cara saya menerapkannya dalam pekerjaan? Jika tidak ada satu pun yang bias diterapkan, saya tidak tertarik.

Fungsi Indra dan Proses Pembelajaran Indrawi

  • Indra penglihatan : belajar dengan cara membaca, belajar dengan visualisasi, belajar dengan cara melihat, belajar dengan cara menulis.
  • Indra pendengaran : belajar dengan cara mendengarkan.
  • Indra peraba : belajar dengan cara menyentuh (obyek, orang, mesin), belajar melalui pengalaman dalam melakukannya.
  • Indra pencium/ pengecap : belajar dengan cara menciup atau mencicipi produk, situasi, lingkungan dan sebagainya.


Model Komunikasi


Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi

Hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat diidentifikasi menjadi empat kelompok besar; ucapan (jargon), aspek-aspek internal atau kejiwaan (mood), aspek-aspek nonverbal (sikap mental), dan lingkungan (suhu udara). Hambatan-hambatn dimaksud diuraikan berikut ini.

a. Cara berbicara : meliputi: kosakata, pendekatan yang tidak jelas dan melantur, jargon, ambiguitas, pendekatan yang tidak jelas/melantur (gunakan metode KISS: Keep It Short and Simple = bicaralah singkat dan sederhana), kata-kata yang tidak lazim, kurang mahir bicara, kurang pengetahuan, aksen, serba tahu.

b. Dukungan alat : banyak hambatan yang menyangkut cara berbicara dapat diatasi bahkan dilenyapkan sama sekali apabila ditunjang dengan alat bantu tertentu.

c. Aspek-aspek internal dan psikologis : tekanan, mood, keterpaksaan, ogah-ogahan, ketakutan, rasa malu, agresi, keengganan belajar dan melakukan perubahan, sikap sok tahu, merasa terlalu tua untuk belajar atau melakukan perubahan, perbedaan status.

Manakala hambatan-hambatan internal dan psikologis muncul, alat-alat bantu pelatihan dapat memberikan pengaruh secara tidak langsung. Kunci untuk mengatasi hambatan-hambatan ini adalah kemampuan instruktur atau pelatih dalam menggunakan alat-alat bantu pelatihan. Penggunaan alat-alat bantu akan membantu presentasi trainer tampil lebih komprehensif, lebih menarik dan terfokus, serta meningkatkan rasa ketertarikan peserta.

Aspek-aspek nonverbal

Aspek-aspek nonverbal dalam komunikasi perlu diperhatikan, diantaranya: perilaku, sikap : mudah curiga, suka menilai orang, terlalu menggurui. Penggunaan alat bantu menjadi penting karena pada dasarnya alat bantu merupakan komunikasi nonverbal. Apabila alat bantu tersebut diimbangi dengan komunikasi verbal yang positif, maka hasilnya akan sangat besar dalam proses pembelajaran.

Lingkungan

LIngkungan juga berpengaruh dalam proses komunikasi, diantaranya: suara, suhu yang panas, dingin, ventilasi udara dan ruang yang tersedia, interupsi/gangguan pekerjaan, dan waktu yang terbatas.

9. Memilih Alat-alat Bantu untuk Pelatihan dan Pembelajaran

Manfaat penggunaan alat-alat bantu pelatihan adalah berikut ini:

  • Keragaman alat bantu (VAK: Visual, Audio, Kinestetik)
  • Alat bantu lebih berdampak besar ketimbang kata-kata
  • Membantu ingatan peserta dengan prinsip pengulangan
  • Alat bantu yang cepat dan tepat membantu kejelasan dan ketepatan
  • Alat bantu bersifat konsisten satu sama lain terhadap sasaran utama

Alat Bantu Pelatihan

Alat-alat bantu pelatihan , diantaranya:

  • Aktivitas
  • Papan tulis (White Board)
  • Gabungan audio dan slide presentasi
  • Komputer (PC, Laptop, dll)
  • Flipchart
  • Handouts
  • Video
  • LCD
  • Obyek
  • Instruktur itu sendiri (kendati tanpa disadari)


Proses Seleksi

Pertanyaan yang patut dilontarkan dalam proses memilih alat bantu :

  • Apa yang ingin saya capai dalam sesi atau presentasi ini? Apa sasaran saya?
  • Dapatkah sasaran pelatihan itu dicapai tanpa menggunakan alat-alat bantu?
  • Kendati sasaran pelatihan dapat dicapai tanpa bantuan alat, apakah proses pembelajaran menjadi terkesan lebih gampang dan/ atau berkembang apabila presentasi lisan disertai dengan penggunaan alat visual?
  • Apakah sasaran, isi, dan gaya pelatihan menuntut digunakannya alat-alat bantu pelatihan?
  • Apakah alat-alat bantu pelatihan akan memperbaiki presentasi?
  • Alat-alat bantu apakah yang paling tepat digunakan?
  • Berapa banyak yang saya butuhkan?
  • Apakah memungkinkan mempergunakan sejumlah alat bantu yang telah ditentukan?
  • Apakah saya memiliki sumber penunjang- waktu, dukungan staf, uang- untuk menghasilkan atau memperoleh alat-alat bantu tersebut?


Metode-metode yang tepat digunakan sebagai alat bantu, diantaranya: aktivitas, studi kasus, pelatihan berbasis computer, demonstrasi, kelompok diskusi, sesi masukan, video interaktif, petunjuk satu lawan satu, presentasi, proyek-proyek, permainan peran, dan lain-lain.

Memadukan Alat Bantu dengan Metode yang Tepat

  • Seleksi alat : berapa alat bantu yang perlu digunakan?
  • Biaya : investasi modal yang besar, menyewa alat atau membelinya, mengontrak ahli teknis, menyiapkan hal-hal professional, ketersediaan peralatan di tempat pelatihan


10. Penggunaan Alat Bantu

Papan Tulis/Whiteboard, Flipchart
Pengunaan papan tulis/whiteboard, dan flipchart harus memperhatikan prinsip legibilitas (tulisan yang mudah terbaca), agar apa yang tertulis dengan mudah dapat dibaca oleh peserta pembelajaran. Legibilitas terkait dengan kejelasan tulisan dan kualitas tulisan. Tulisan harus jelas agar mudah dibaca oleh semua peserta pelatihan. Kualitas tulisan akan menentukan legibilitasnya, terutama jika dibaca di deretan belakang dari kelompok peserta.

Selain tulisan, perlu juga penggunaan hal-hal berikut:

  • Grafik : dalam kenyataannya, grafik akan lebih mudah dibaca ketimbang tulisan dan orang akan lebih menyukai gambar ketimbang kata-kata tertulis. Gunakan warna, cara ini membuat poster lebih menarik dipandang dan dapat digunakan untuk merakit berbagai gagasan atau menunjukkan bagian-bagian yang menonjol
  • Kotal/Lingkaran: kotak/lingkaran di sekeliling kata-kata atau ungkapan diperlukan agar isi kotak terligat lebih menonjol dan penting dibanding bagian tulisan yang lain
  • Garis bawah : penggunaan garis bawah akan membuat kata atau ungkapan tampil lebih mononjol dibanding kata-kata lain yang tidak bergaris bawah.


Intinya: segala sesuatu yang terkait dengan legibilitas perlu dibuat secara jelas dan mengesankan dengan menggunakan beragam teknik.

Penggunaan flipchart :

  • poster memperlihatkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
  • menyediakan diskusi yang terfokus pada pokok bahasan
  • menunjang presentasi instruktur
  • merangkum pendapat dari peserta pelatihan
  • poster yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
  • memberikan fokus tambahan
  • penunjang presentasi para instruktur
  • cara menghimpun pendapat dari kelompok pelatihan


Berbagai manfaat yang diperoleh dari penggunaan flipchart: cukup sederhana, mudah dibawa, tidak membutuhkan tenaga listrik, relatif murah, serba guna, mudah dibalik karena berupa lembaran, mudah digunakan, mudah ditulis,.

Hal-hal yang kurang menguntungkan dengan menggunakan flipchart, diantaranya: penulis harus membelakangi peserta, ukuran lembar terbatas, kesulitan dalam menulis, tampilan yang kurang professional, mudah rusak, -tidak mudah menggunakan efek-efek khusus.

Teknik-Teknik Penyingkapan: tidak dibuka secara serempak, dibuka satu demi satu, disingkap secara luwes.

Manfaat yang diperoleh

  • peserta pelatihan tidak dapat membaca terlebih dahulu sebelum sampai pada pembahasan tersebut
  • harus membuka penutup secara urut, seperti saat menggunakan teknik lipat, dan dapat memilih bagian mana saja yang akan dibuka sesuai dengan pembahasan dalam sesi pelatihan yang tengah berjalan.


Penggunaan Whiteboard

Manfaat pengunaan whiteboard adalah berikut ini:

  • sederhana dalam penggunan
  • masukan dapat dengan mudah dihapus dan dituliskan kembali
  • tidak butuh tenaga listrik
  • dapat menggunakan pelekat magnetis
  • serba guna
  • lebih bersih daripada papan tulis kapur
  • mudah digunakan


Kelemahan Whiteboard

  • membelakangi para peserta whiteboard
  • kurang mudah digunakan seperti poster permanen
  • diperlukan spidol khusus
  • agak susah dalam penulisannya
  • penampilan yang kurang professional
  • mudah terhapus
  • tidak mudah meberikan efek-efek khusus
  • pada alat bantu elektronik, ada ketergantungan pada arus daya listrik


Audio dan Video

Rekaman Video Selama Pelatihan

  • Role play : biasanya digunakan satu kamera yang akan meliput kegiatan wawancara
  • Praktik dalam negosiasi : menggunakan lebih dari satu kamera dengan fasilitas mixing karena kedua pihak mempelajari teknik dalam bernegosiasi
  • Presentasi nyata : Presenter akan mendapatkan rekaman permanen dari kegiatannya
  • Merekam diri sendiri : saat tengah mencoba presentasi atau input baru


Aktivitas pembuatan rekaman video, adalah berikut ini: siapkan peralatan , periksa posisi, pertimbangkan untuk menggunakan lebih dari satu ruang, siapkan para pertisipan yang akan terlibat dalam liputan, sadari kemungkinan terjadinya salah tikah dari para peserta di depan kamera, bersiaplah untuk mengabaikan bagian awal dari rekaman, siapkan para pengamat untuk peran mereka yang berbeda.

Video Interaktif dan CD-I

a. Video interaktif
merupakan sarana yang berguna untuk belajar mandiri, kendati adapula sejumlah stasiun video interaktif untuk intruksi secara kelompok.

b. CD-I
versi terbaru dari video interaktif adalah CD-I, yang menggantikan perlengkapan video yang besar dan makan tempat.

Audio Visual

Komputer sebagai alat bantu pelatihan-computer-assisted learning (CAL/proses pembelajaran yang ditunjang dengan komputer) dan computer-based training (CBT/pelatihan berbasis komputer)

Keuntungan dari Paket CBT

  • para peserta pelatihan ikut serta ambil bagian secara aktif dalam pelatihan
  • upaya pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan dari masing-masing peserta
  • evaluasi pemahaman dapat dibuat dengan mudah
  • proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan di tempat kerja para peserta, bahkan bisa dilakukan di rumah mereka
  • waktu dan sumber bahan digunakan secara efektif


Handouts

Cara Menggunakan Handouts
Handouts sebagai alat bantu pelatihan memiliki sejumlah kegunaan, format, waktu penggunaan dan metode yang berlainan. Penggunaan handouts mencakup hal-hal berikut ini :

  • sebelum pelatihan, handouts dapat digunakan sebagai alat bantu persiapan
  • selama berlangsungnya pelatihan handouts berguna untuk merangkum bahan pelatihan
  • handouts dapat pula digunakan sebagai log pembelajaran
  • handouts merupakan bahan pengingat setelah pelatihan usai


Penggunaan handouts selama masa pelatihan sebagai alat interaktif

  • apa yang terjadi menurut pandangan peserta selama aktivitas berlangsung?
  • kegiatan apa yang mendorong terjadinya hal ini?
  • siapa yang banyak terlibat dalam proses ini?
  • apa yang telah peserta petik dari pengalaman tersebut?
  • bagaimana cara peserta menerapkan informasi itu?
  • persoalan apa yang barangkali muncul dari tindakan yang diusulkan tersebut?


Selama masa pelatihan handouts digunakan sebagai catatan ringkas untuk kegiatan yang ada

  • apa nama kegiatan tersebut
  • apa yang diperlukan sebagai hasil dari kegiatan tersebut
  • berapa lama para peserta harus melengkapinya
  • bagaimana cara peserta dalam memberitahukan hasilnya
  • peralatan atau sumber bahan apa saja yang akan dipergunakan


Petunjuk penulisan handouts

  • gunakan satu sisi dari kertas ukuran A4
  • baca ulang dan suntinglah semaksimal mungkin
  • apakah ada format lain yang lebih efektif?
  • gunakan lebih banyak “bidang putih”
  • gunakan salinan slide
  • gunakan daftar dengan bullet
  • beritahu para peserta pelatihan bahwa akan ada handouts
  • bilamana mungkin gunakan gambar-gambar


Hal-hal lainnya dalam penggunaan alat bantu

  • kegiatan mencatat
  • kegiatan, permainan, latihan
  • kelompok diskusi yang meriah
  • studi kasus dan simulasi
  • alat-alat observasi


Metode-metode utama dalam membuat catatan

  • metode vertikal yang tradisional
  • metode headline
  • cara horizontal
  • catatan-catatan berpola


Sarana Observasi

  • observasi bebas
  • laporan diri
  • pengamatan tugas
  • analisis proses
  • analisis perilaku interaktif
  • perekaman video


Contoh Laporan Diri

  • seberapa baik anda memahami sasaran dari sidang tersebut?
  • seberapa baik anda telah memberi penjelasan mengenai sasaran tersebut kepada para anggota?
  • apakah anda seharusnya mengorganisasi sidang tersebut dengan cara tertentu, dan bagaimana anda melakukannya?
  • seberapa jauh anda telah mencari dan memanfaatkan berbagai keahlian yang dimiliki para anggota?
  • seberapa baik anda memberi kesempatan kepada semua anggota untuk menyatakan pandangan-pandangan mereka?
  • seberapa jauh anda mampu membangun keterlibatan para anggota, terutama orang-orang yang amat pendiam?
  • seberapa baik anda mengendalikan interaksi antaranggota?
  • gaya kepemimpinan semacam apa yang anda pergunakan? Apakah gaya tersebut efektif? Apakah itu merupakan satu-satunya gaya yang paling efektif?
  • apakah tindakan anda dirasakan sangat membantu?
  • apa tindakan anda dirasakan kurang begitu membantu?
    - bagaimana cara anda mengidentifikasi masalah?
    - bagaimana cara anda mengelola untuk memperoleh usulan lain bagi langkah pemecahan yang diharapkan?
    - bagaimana cara anda mengidentifikasi dan menyetujui solusi atau proposal akhir yang diajukan?
    - seberapa jauh anda melakukan kesimpulan selama berlangsungnya sidang?


Catatan:

  • Gunakan skala dari 1 (sangat baik ) hingga 10 (sangat buruk) untuk mengisi pertanyaan/pernyataan di atas (bagaimana perasaaan anda sewaktu memimpin sidang ?
  • Catat hal-hal lain sebagai tambahan sejauh anda pikir relavan


11. Checklist Penyelenggaraan Pelatihan

1) Cek lingkungan

  • memesan ruang pelatihan
  • cek akses
  • pencahayaan
  • kelayakan ruang
  • bidang tembok untuk poster
  • kebersihan ruang
  • pemesanan hidangan/konsumsi
  • fasilitas parker
  • pengaturan kursi
  • akses telepon
  • ada mesin faks
  • sekretariat untuk kontak


2) Perlengkapan

  • audio recorder atau tape
  • video recorder, monitor
  • soket tiga pin
  • peralatan listrik
  • flipchart dan dudukannya
  • proyektor slide/LCD dan layar
  • podium
  • tempat air minum dan gelas
  • lodong permen dan sebagainya


3) Bahan-bahan

  • handout
  • kartu nama
  • pensil berujung runcing
  • spidol berbagai ukuran
  • pena stabile
  • pensil
  • blutack (penempel flipchart)
  • gunting
  • pelubang kertas
  • kertas A4 polos/bergaris
  • papan penjepit
  • alat-alat bantu visual


Pemeriksaan Terakhir Sesaat sebelum Berlangsungnya Sesi Pelatihan

  1. periksa kursi, meja, dan tempat duduk tambahan
  2. periksa semua ruang dan kesiapan ruang tersebut
  3. periksa peralatan dalam setiap ruang apakah bias bekerja dengan baik atau tidak
  4. periksa waktu yang diperlukan untuk persiapan hidangan, dan sebagainya
  5. periksa apakah catatan dan bahan-bahan sudah siap dan tertata
  6. periksa apakah salinan sudah lengkap berikut cadangan
  7. periksa daftar peserta
  8. apakah jam dinding sudah ada dan tepat menunjuk waktunya


Petunjuk Alat-Alat Bantu Lain

  1. jangan membuat bahan terlalu penuh dengan pesan
  2. gunakan gambar sebanyak mungkin daripada tulisan
  3. buatlah alat bantu itu sesederhana mungkin
  4. pastikan bahan itu akurat
  5. buatlah bahan itu menarik sekaligus informative (yang paling penting, bahan tersebut harus praktis dan dapat dipraktikkan pula)


Sekian artikel tentang Presentasi dan Alat Bantu Dalam Pelatihan dan Pengembangan.

Daftar Pustaka

  • Davis, E. (2008). ‘The art of training and development’ : the training managers: a handbook. Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia
  • Rae, L. (2005). ‘The art of training and development’ : effective planning.Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia